JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) berencana menghapus aktivitas jual beli tiket harian berjaminan (THB) kereta rel listrik (KRL) pada tanggal 1 Agustus 2019 mendatang di lima stasiun, yakni Stasiun Sudirman, Stasiun Palmerah, Stasiun Taman Kota, Stasiun Cikini, dan Stasiun Universitas Indonesia. Pasalnya, di lima stasiun tersebut, hampir seluruh penumpang sudah menggunakan kartu elektronik, baik kartu multi-trip (KMT) maupun uang elektronik yang diterbitkan bank.
“Kami melihat traffic penumpang di lima stasiun itu hampir 90 persen sudah menggunakan KMT dan e-monet. Kami mengapresiasi sekali, karena itu akan mengurangi antrean,” papar Vice President Corporate Communication PT KCI, Anne Purba, dilansir Kompas. “Jadi, kami akan menghapus pembelian THB di lima stasiun tersebut, baik melalui loket maupun vending machine.”
Meski demikian, Anne menambahkan, secara akses untuk tap in dan tap out (menggunakan THB) masih bisa. Misalnya, penumpang dari Stasiun Jakarta Kota ke Stasiun Universitas Indonesia menggunakan THB, tetap bisa tap out. Atau, misalnya mereka membeli THB pulang pergi, nanti tetap bisa tap ini di Stasiun Universitas Indonesia karena mereka sudah membeli tiket untuk pulang di Stasiun Jakarta Kota.
Menurut perusahaan, kartu multi trip memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan THB. KMT dapat di-top up di mana saja, misalnya di beberapa merchant yang telah bekerja sama dengan PT KCI. Sementara THB, hanya bisa di-top up di stasiun. Dengan demikian, pengguna KMT tidak perlu harus mengantre di loket-loket stasiun untuk top up.
“Transaksi dipotong langsung dari saldo itu. Berbeda kalau menggunakan Tiket Harian Berjaminan, orang harus antre untuk beli tiket,” jelas Direktur Utama PT KCI, Wiwik Widayanti. “Kalau sudah selesai (perjalanan), dia harus refund lagi, karena (THB) berlaku hanya 7 hari saja. Jadi, besok dia harus antre lagi. Dengan KMT, bisa meniadakan itu semua.”