Bukan hanya Jepang, China dan negara maju lainnya yang bisa membuat dan memproduksi monorel, tetapi Indonesiapun juga bisa membuatnya. Sekarang Indonesia sedang berlomba – lomba untuk membuat monorel buatan dalam negeri. Salah satu PT Melu Bangun Wiweka (MBW). Monorel ini dibuat dan diproduksi di daerah Bekasi, Jawa Barat. Meskipun terdapat banyak keterbatasan tetapi kenyataannya MBW bisa memproduksinya di pabrik Bekasi.
“Ini asli buatan Indonesia, mulai dari prototype dan mesin juga buatan orang Indonesia,“ujar Tris Budiono, salah satu pimpinan PT Melu Bangun Wiweka kepada detikFinance.
Kusnan Nurayadi adalah tokoh dari keberhasilan produksi monorel ini. Monorel ini dibuat dari 90% komponen yang berasal dari buatan Indonesia. Sedangkan 10% hanya berupa conventer saja. Tapi sekarang perusahaan di Indonesia sudah ada yang bisa memproduksi convertes yang serupa.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sudah sempat berkunjung ke pabrik PT Melu Bangun Wiweka di Kawasan Cibitung, Bekasi Jawa Barat. Beliau juga sudah melihat monorel ini perjalan di lintasan sepanjang 50 meter.
Selain Menteri BUMN, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga tertarik dengan monorel buatan Bekasi ini. Jokowi ingin monorel buatan Bekasi ini bisa digunakan di jaringan monorel yang ada dalam kota Jakarta. Jokowi akan mengarahkan proyek monorel untuk menggunakan produksi dalam negeri. Semuanya itu bisa terjadi, hanya bisa dilakukan dengan cara bertahap sambil proyeknya terus berjalan.
Meskipun monorel ini tidak ikut dalam pameran monorel di Monas, pihak MBW tidak mempersalahkannya. Pihak MBW mengajak masyarakat untuk dapat melihat monorel ini dan dapat merasakan naik monorel ini.
“Tidak ada tawaran dan nggak ada masalah. Kita terbuka bagi masyarakat yang ingin melihat dan merasakan naik monorel bergerak,”jelas Nugraha.
Interior monorel ini dengan lebar sebesar 2,5 m dan panjang kabin 13,2 m dan banyak kursi 22, 11 kanan dan 11 kiri.
Ruang kemudi bagi masinis cukup 2 tombol yang digunakan untuk maju dan mundur serta menaikkan tingkat kecepatan. Yang lainnya menggunakan komputerisasi baik pembacaan sinyal maupun sistem elektrifikasi. Kecepatannya bisa mencapai 80 km/jam hinggan 120km/jam.
Monorel ini bisa dinaiki karena didalamnya sudah dilengkapi dengan mesin. Sedangakan yang dipamerkan di Monas, hanya prototype saja, tidak bisa berjalan.
Monorel ini sudah dibuat sejak 2009, yang diharapkan bisa mengurangi kemancetan Jakarta. Monorel ini berkapasitas 130 orang dan mampu menarik enam rangkaian. Biaya produksiya lebih murah 75 % dibanding produk luar negeri. PT MBW menjual biaya produksi monorel dengan harga Rp 100 – 150 miliar/km.
PT MBW menargetkan awal tahun 2014 sudah mendaptkan sertifikasi layak jalan dari Kementrian Perhubungan.