
Solo – Proyek pembangunan stasiun kereta api (KA) di kompleks Bandara Adi Soemarmo Solo saat ini sedang dalam tahap perencanaan. Pihak Pemkot dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus melakukan koordinasi terkait proyek ini. Berdasarkan pemetaan, pembangunan jalur KA tersebut membutuhkan lahan sekitar 5.000 meter persegi.
“Hasil koordinasi tiga daerah yakni Solo, Boyolali, dan Karanganyar dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu untuk Solo ada sekitar 5 ribu meter persegi yang harus dibebaskan. Pembebasan lahan ini akan dimulai tahun depan,” ujar Wali Kota Solo, FX. Hadi Rudyatmo di Balai Kota Solo, Jumat (28/10) siang.
Akan tetapi Rudy masih belum bersedia menyebutkan wilayah mana saja yang bakal terkena dampak pembebasan lahan tersebut. Rudy mengatakan jika masyarakat yang lahannya terdampak proyek rel kereta tersebut akan segera memperoleh sosialisasi dari pihak-pihak terkait, yakni PT KAI, PT Angkasa Pura (AP) I, dan PT Adhi Karya.
“Jadi Pemkot hanya sebagai fasilitator saja. Sosialisasi hingga pembebasan lahan dan eksekusi pembangunan ranahnya bukan di Pemkot,” ungkap Rudy.
Pembebasan lahan ditargetkan selesai tahun 2017 mendatang dan kemudian tahun 2018 jalur KA Balapan-Bandara rampung dibangun dan siap beroperasi. “Jalur KA yang akan dibangun sama seperti di Bandara Kualanamu, Medan,” ucapnya.
“Sudah ada kesepakatan lahan dan jalur yang akan dilalui sehingga dari beberapa alternatif desain sudah mulai mengerucut. Setelah ini nanti mengurus izin peruntukan lahan,” kata Manager Operasi dan Teknik PT AP I Bandara Adi Soemarmo, Yaka Sulistya Wijanarka.