Madiun – Tahun ini Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan mewujudkan pendirian akademi perkerataapian Indonesia.
Akademi perkeretaapian yang dibangun di Madiun, Jawa Timur ini sudah dimulai sejak tahun 2010 dan diharapkan selesai pada tahun 2013.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan menjelaskan pembangunan Akademi Perkeretapian Indonesia menghabiskan anggaran Rp600 miliar.
“Bangunan kampus tiga lantai yang menempati lahan seluas 864 meter persegi ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2013,” ujarnya kepada Bisnis, 23 Maret lalu.
Akademi Kereta Api Indonesia yang dibangun di Madiun dengan luas mencapai 18,13 hektar. Lahan seluas 18,13 hektar tersebut merupakan hibah Pemerintah Kota Madiun kepada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDM) pada 2010.
Menurut Bambang, pada tahap I dan tahap II meliputi pekerjaan pematangan lahan, pembangunan gedung rektorat dan pembangunan pagar keliling. Pembangunan tahap I dan II ini menghabiskan anggaran Rp66 miliar.
Kemudian pada pembangunan tahap III akan diselesaikan bangunan yang meliputi laboratorium, workshop, simulasi, track, gedung serba guna, dan stasiun.
Akademi Kereta Api Indonesia merupakan institusi pendidikan khusus kereta api pertama di Indonesia. Hingga saat ini, beberapa gedung telah selesai dibangun.
Untuk angkatan pertama, akan dibuka untuk 60 orang terlebih dahulu dengan usia tidak boleh lebih dari 23 tahun. Dengan 10 Jurusan, yaitu:
- Ilmu Masinis Kereta (D3)
- Ilmu Masinis Kereta Rel Diesel (D3)
- Ilmu Teknik Mesin (D3)
- Ilmu Teknik Mesin Kereta Rel Diesel (D3)
- Ilmu Pengontrol Kereta Rel Listrik (D3)
- Ilmu Pengontrol Menara Sinyal (D3)
- Ilmu Pengukuran Rel (D3)
- Ilmu Penciptaan Mode Transportasi Kereta Modern (D3)
- Ilmu Pengoperasian Kereta (D3)
- Ilmu Pemimpin Perjalanan Kereta Api (D3)
Menurut Bobby Mamahit, Kepala BPSDM, akan ada beasiswa untuk angkatan pertama. “Kami mau bikin ‘crash progam’ dulu, dengan beasiswa, karena masih baru dan perlu diperkenalkan biar bisa menjaring banyak minat. Awalnya kita akan penuhi kebutuhan regulator dulu, yaitu pemerintah daerah,” ujarnya.
“Kita minta dari pemda-pemda yang dilalui oleh kereta api untuk bisa kirimkan ke akademi. Nantinya kan akan bisa memenuhi kebutuhan mereka juga. Ke depannya, baru kita buka untuk non-aparatur.” Imbuhnya.
Para pengajarnya, menurut Bobby akan disiapkan dari internal BPSDM, Ditjen Perkeretaapian, PT KAI, PT Inka, PT Len, PT Pindad, dan lembaga universitas yang berkompeten di bidang kereta api dari dalam dan luar negeri.
“Kalau kereta api yang mengajar nanti senior-senior di kereta api. Pasti ada, ini kereta api sudah ada sejak zaman Belanda. Tidak seperti mencari dosen untuk laut,” katanya.
Pendirian akademi tersebut, sudah harus dilakukan mengingat kebutuhan mendesak untuk menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi di bidang teknis perkeretaapian Indonesia.
Berdasarkan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, kebutuhan SDM Kereta Api di Indonesia, yang mencakup perencana (administrasi), penguji sarana perkeretaapian, penguji prasarana perkeretaapian, inspektur (auditor) mencapai 1.720 orang hingga tahun 2030.
Akademi Kereta Api Indonesia ini akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan September mendatang, bertepatan dengan hari ulang tahunnya.