SURABAYA – Pemerintah pusat yang berjanji membiayai seluruh proyek angkutan masal cepat (AMC) Surabaya senilai Rp 8,8 triliun, ternyata tidak memenuhinya. Pemerintah pusat hanya akan menggelontorkan dana Rp 400 miliar untuk merealisasikan transportasi yang diyakini bisa mengurai kemacetan lalu lintas dalam kota Surabaya.
“Proyek ini ada di Kementerian Perhubungan dan mereka menjanjikan pembangunan prasarananya,” ungkap Kepala Bappeko Agus Imam Sonhaji. Prasarana yang dimaksud adalah rel yang akan menjadi lintasan trem atau monorel.
Pemerintah pusat akan menyusun detail engineering design (DED) lebih dahulu sebelum merealisasikan proyek tersebut. Bahkan, agar cepat terealisasi, DED itu harus selesai tahun ini juga. Nantinya DED itu juga ditunjukkan kepada pemkot. Kedua pihak akan melakukan pembicaraan lebih mendalam mengenai hal tersebut. “Setidaknya menyamakan pandangan antara pusat dan pemkot,” kata Agus kepada JawaPos.
Agus mengakui, dengan anggaran sebesar itu, pemkot harus melakukan banyak penyesuaian. Sebab, lintasan trem saja, berdasar rencana pemkot, akan dibangun membentang dari Wonokromo hingga Tanjung Perak. Jaraknya 17,5 km. Tetapi, berdasar kajian pusat dengan membandingkan biaya pembangunan lintasan trem di luar negeri, anggaran sebesar itu hanya bisa digunakan membangun rel sepanjang 14 km. Konsekuensinya, memang ada pilihan, apakah anggaran itu difokuskan untuk trem saja atau monorelnya yang belakangan,” ujar alumnus ITS tersebut.
Sebelumnya, pemerintah pusat memutuskan mengambil alih pembiayaan angkutan masal cepat melalui APBN 2015. Padahal, di saat itu pemkot Surabaya telah menyusun rencana matang dengan mengundang investor dari luar negeri. Karena tindakan itu, langkah pemkot terpaksa diurungkan.
Akibat dari perubahan skema pendanaan tersebut, maka realisasi proyek AMC pun molor tanpa ada kepastian. Seharusnya menurut rencana awal, sejak Juni lalu pemkot sudah memulai groundbreaking, alat-alat berat dikerahkan, dan pemandangan kota akan sangat sibuk dengan pembangunan konstruksi. Kemudian sebagaimanya direncana, pada awal 2015 moda transportasi tersebut benar-benar bisa beroperasi.
Sayangnya, kenyataannya tak demikian. Menginjak Agustus, skema pendanaan masih menjadi ganjalan. Pemerintah pusat memang memberikan guyuran anggaran. Namun, sementara waktu masih terbilang sangat kecil. Bila ini terus terjadi, maka realisasi AMC bisa molor lebih lama lagi.