Banyuwangi – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop IX Jember menyiagakan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di 18 titik rawan bencana. KAI melakukan ini sebagai langkah antisipasi bila terdapat gangguan kerusakan lintasan rel kereta api di sejumlah titik rawan bencana pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2017.
“Di wilayah kita, mulai dari Pasuruan sampai Banyuwangi telah diinventarisir terdapat 18 titik dalam kategori rawan bencana,” ujar Humas PT KAI Daop IX Jember, Luqman Arief, Kamis (22/12).
Kemudian daerah rawan bencana tersebut akan dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu rawan bencana banjir dan rawan bencana tanah longsor. Daerah rawan banjir terletak di Stasiun Bangil, Pasuruan dan Stasiun Kalibaru, Banyuwangi. “Kategori rawan tanah longsor paling rawan ada didaerah perbukitan Gumitir, Kalibaru,” papar Arief.
Untuk mempercepat penanganan sejumlah hal yang tak diinginkan, AMUS tersebut akan disiapkan di beberapa lokasi seperti Stasiun Pasuruan, Probolinggo, Tanggul, Jember, Kalisat, Kalibaru dan Stasiun Banyuwangi Baru.
“Alat terdiri dari batu-batuan, besi, kayu, papan dan material lainnya, sekarang sudah siap di atas gerbong datar, jadi sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, lokomotif akan langsung menarik gerbong ke tempat lokasi untuk mempercepat normalisasi jalur kereta,” jelas Luqman.
Sementara itu PT KAI Divre I Sumut-Aceh juga menyiapkan Regu Terbang (flying gank) di kawasan Sumatera Utara. “Regu terbang ini sengaja dibentuk untuk penanganan masalah yang sifatnya insidental. Jadi, mereka bergerak cepat ketika terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Misalnya, bencana alam, kerusakan teknis, dan lain sebagainya,” kata Manager Humas PT KAI Divre I Sumut-Aceh, Joni Martinus.
Regu terbang tersebut beranggotakan 174 orang yang akan bekerjasama dengan sejumlah instansi seperti pemerintah daerah dan aparat keamanan. Tak hanya regu terbang, pihaknya juga menyiapkan AMUS seperti bantalan beton, rel, pasir, batu, peralatan dongkrak, kereta penolong, perancah, dan sebagainya.
“AMUS disiapkan pada lokasi yang dianggap berpotensi gangguan banjir, longsor, atau ambles. Sehingga, ketika terjadi masalah bisa cepat diatasi,” tandas Joni.