
Solo – Karena usianya yang sudah semakin tua dan kurang maksimal dalam melayani para penumpang, kereta api (KA) Prambanan Ekspress alias KA Prameks yang melayani rute perjalanan Solo-Yogyakarta-Kutoarjo pun banyak dikeluhkan oleh penumpang. KA Prameks disebut-sebut sering mengalami keterlambatan dan membuat mobilitas masyarakat terhambat.
“Kami sering mendapat komplain dari pengguna, terutama untuk masalah keterlambatan,” ujar Eko Budiyanto, juru bicara PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) VI Yogyakarta, Jumat (28/7), seperti dilansir Tempo.
Bahkan kabarnya pihak KAI Daop VI Yogyakarta memperoleh protes dari penumpang hampir setiap hari. Padahal rata-rata keterlambatan perjalanan KA Prameks tidak terlalu lama. “Sekitar 10 menit,” kata Eko. Tetapi angka keterlambatan tersebut terbilang cukup tinggi bagi perjalanan kereta api jarak dekat.
“Kebutuhan masyarakat terhadap Prameks sangat tinggi, namun kondisinya semakin tua. Sehingga kecepatannya sudah tidak bisa maksimal,” papar Eko.
KA Prambanan Ekspress saat ini melayani sekitar 28 perjalanan, masing-masing 10 perjalanan dari Yogyakarta ke Solo dan Solo ke Yogyakarta. Sedangkan 8 perjalanan masing-masing dari Yogyakarta ke Kutoarjo dan sebaliknya. Selama ini yang dioperasikan oleh KAI untuk KA Prameks berjumlah 4 rangkaian kereta, keempatnya digunakan untuk melayani 28 perjalanan setiap hari. Tiga KA di antaranya berusia 19 tahun. “Sedangkan satunya lagi berumur 11 tahun,” ungkapnya.
Lantaran sudah uzur, KA Prameks dikabarkan kerap mengalami mogok di tengah jalan yang membuat jadwal perjalanan menjadi terganggu. Penumpang juga mengeluhkan urusan tiket, sebab banyak penumpang yang tidak ikut terangkut. Seperti diketahui, kapasitas KA Prameks hanya sekitar 384 orang, 462 orang, dan 800 orang. Sedangkan rata-rata jumlah penumpang setiap hari bisa mencapai 9.000 orang.
Pada dasarnya KA Prameks memang membutuhkan peremajaan armada, tetapi langkah ini dinilai sangat tanggung lantaran pemerintah berencana mengganti KA Prameks dengan Kereta Rel Listrik (KRL). Di sisi lain KA Prameks yang beroperasi dengan kereta rel diesel elektrik (KRDE) kini sudah kesulitan mencari spare part. “Dari sisi keselamatan, Prameks tetap dijamin aman,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Stasiun Purwosari, Slamet Riyanto mengatakan bahwa banyak orang yang memanfaatkan KA Prameks sebagai moda transportasi utama. “Terutama pekerja dan mahasiswa,” pungkasnya.