JOGJA – Para pengasong yang tergabung dalam Asongan Jogja Bersatu (AJB) yang biasa berjualan di Stasiun Lempuyangan kembali wadul ke DPRD Kota Jogja, kemarin (25/8). Mereka ingin DPRD Kota bisa berkomunikasi dengan Kepala Stasiun Lempuyangan, agar mereka bisa berjualan kembali di dalam stasiun.
Koordinator AJB Anto Yuniarto mengungkapkan, para pengasong yang sudah berjualan di Stasiun Lempuyangan sejak 1997 silam ini tetap berkeinginan untuk bisa tetap berjualan di stasiun. AJB juga mengaku siap untuk ditata dan membayar iuran. “Seperti yang di Stasiun Tugu, dulunya mereka juga mengasong, tapi sekarang tetap bisa berjualan di dalam stasiun,” ujar Anto.
Menurutnya, para pedagang di Stasiun Tugu tetap bisa berjualan di dalam stasiun dengan dikenakan iuran Rp 600 ribu per enam bulan. AJB pun mengaku siap untuk memenuhi, baik dari iuran maupun penataan dari Stasiun Lempuyangan.
Setelah pengusiran yang dilakukan petugas pada 15 Agustus lalu, hingga saat ini para pengasong tidak bisa masuk lagi ke kawasan stasiun. AJB bertekad untuk terus memperjuangkan tuntutan mereka untuk bisa tetap berjualan di dalam stasiun. Anto menyatakan, bagi 42 pengasong, berjualan di Stasiun Lempuyangan menjadi satu-satunya mata pencaharian mereka. Untuk itu, jika komunikasi dengan PT KAI gagal, AJB sudah berencana untuk menghadap ke DPRD Provinsi DIJ dan juga Gubernur DIJ Sri Sultan HB X.
Ketua Sementara DPRD Kota Jogja Danang Rudiatmoko saat menerima rombongan AJB mengatakan, berdasarkan pengalaman di Stasiun Tugu, ternyata penataan pengasong di dalam stasiun juga bisa dilaksanakan. Ke depan dirinya akan mengkomunikasikan dengan PT KAI. Dirinya juga mengusulkan untuk dibuatkan lokasi khusus di dalam stasiun, untuk menempatkan para pengasong.
Sumber: Jawa Pos