Bandung – PT Kereta Api Indonesia mencatat kinerja yang positif hingga kuartal III tahun 2017. Sampai bulan September 2017 lalu, perseroan dilaporkan mencapai pendapatan sekitar Rp 17 triliun dengan laba sebesar Rp 1,2 triliun. Terutama menjelang akhir tahun ini PT KAI juga yakin masih dapat mencetak pendapatan yang lebih, terutama bertepatan dengan Hari Raya Natal, Tahun Baru, dan juga momen libur sekolah.
“Kita pokoknya sampai akhir tahun laba kita targetkan naik 10-15 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu itu laba kita Rp 1 triliun,” ujar Direktur Utama KAI Edi Sukmoro di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (6/11), seperti dilansir Liputan 6.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan bahwa pihak memiliki target pendapatan hingga Rp 19,49 triliun pada tahun 2017. Sementara itu, tahun 2016 lalu PT KAI berhasil meraup pendapatan hingga Rp 15,2 triliun. Sampai akhir tahun ini Didiek berharap laba PT KAI bisa mencapai angka Rp 1,6 triliun hingga Rp 1,7 triliun. “Ada pertumbuhan dibanding tahun lalu, bila bisa mencapai 1,6 triliun, artinya ada pertumbuhan 60 persen,” beber Didiek.
PT KAI juga melaporkan bahwa total aset yang dimiliki kini sudah mencapai Rp 27,5 triliun. Kenaikan laba perusahaan menurut Edi tidak lepas dari meningkatnya volume kereta api yang telah beroperasi hingga saat ini. Sejak beberapa waktu lalu PT KAI telah menambah sejumlah rangkaian kereta api, misalnya seperti KA Jayakarta Premium jurusan Jakata-Surabaya Gubeng pada September 2017.
Kenaikan laba KAI juga didukung oleh meningkatkan jumlah penumpang KRL. Volume penumpang commuter line mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan saat ini menyentuh angka 1 juta penumpang per hari. Ditambahnya sarana pendukung seperti perpanjangan gerbong KRL yang dilakukan anak usaha KAI, PT KAI Commuter Indonesia juga diyakini mampu mendongkrak volume penumpang.
Edi pun memprediksi bahwa laba perusahaan bisa bertambah seiring dengan dilakukannya peremajaan gerbong dan penambahan perjalanan kereta api dalam waktu dekat ini. “Kita kemarin sudah tawarkan obligasi, itu saja kelebihan permintaan 2,5 kali lipat, mencapai Rp 5 triliunan. Itu nanti kita pakai untuk peremajaan gerbong dan penambahan kereta,” tandasnya.