PERAK – Beberapa hari terakhir warga Surabaya dibuat bingung dengan cuaca yang tak menentu. Seharusnya, jika merunut siklus musim tahunan, bulan ini sudah memasuki kemarau.
Namun, hujan dengan intensitas rendah dan waktu yang relatif lama serta awan gelap masih mendominasi langit metropolis beberapa waktu terakhir. Fenomena tersebut setidaknya masih berlangsung hingga pekan depan atau pertengahan Juni.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim II Perak, Surabaya, merilis bahwa fenomena beberapa hari terakhir ini disebabkan munculnya gejala alam yang tak biasa. Yaitu, suhu perairan di sekitar Jawa lebih tinggi daripada normalnya. Itu mengakibatkan anomali air laut yang membuat tekanan di sekitarnya menjadi lebih rendah.
Perbedaan suhu tersebut otomatis memengaruhi arah angin dari tekanan lebih tinggi ke rendah. ”Tekanan yang rendah tersebut mengundang angin datang dari berbagai penjuru dan membawa uap air sebagai sumber utama hujan,” jelas staf informasi dan data BMKG Maritim II Perak Eko Prasetyo kemarin (7/6).
Dia juga memastikan kondisi seperti itu berlangsung dalam satu atau dua pekan ke depan. Padahal, prediksi awal, tak ada lagi hujan di awal Juni.
”Sebenarnya, pada bulan-bulan ini kemarau sudah memasuki awal. Tapi, entah kenapa, ada fenomena alam yang membuat perubahan suhu sehingga gejala hujan masih ada,” ujar Eko.
Frekuensi hujan memang tidak selebat saat musim hujan beberapa waktu lalu, namun sedikit lebih ringan dan dalam waktu yang relatif lama. Eko menyebut tidak ada nama khusus untuk fenomena tersebut. Yang jelas, fenomena itu dapat berdampak pada meningkatnya curah hujan.
”Seperti keadaan kemarin (6/6) mendung dan hujan hampir seharian berlangsung,” jelas Eko.
Ternyata, adanya awan yang membawa uap air tersebut juga berpengaruh pada intensitas masuknya cahaya matahari. Apalagi, terang Eko, posisi matahari saat ini sedang berada di sisi utara belahan dunia sehingga semakin sulit menembus atmosfer untuk menyeimbangkan suhu.
Jika biasanya suhu air laut berkisar 28 derajat Celsius, saat ini suhunya meningkat hingga mencapai 30 derajat Celsius. Itu juga berdampak pada tingginya gelombang di lautan yang diprediksi meningkat hingga 4 meter.
Terpantau tinggi gelombang di perairan sekitar Jawa melebihi 2 meter. Dampaknya, beberapa penyeberangan harus diwaspadai. ”Untuk perairan utara Jawa masih relatif aman, seperti Surabaya, Gresik, dan Lamongan,” terang Eko. Perairan di wilayah selatan telah dinyatakan awas. (zal/c6/diq/jawapos)