Danang Parikesit: Dua Langkah Hadapi Lonjakan Penumpang

suasana stasiun kereta KRL
Antrean Penumpang Pasca Penerapan Progresif

JAKARTA – Danang Parikesit, Pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia, mengatakan ada dua langkah yang bisa diambil untuk menghadapi pasca penerapan . “Ada dua langkah, satu bersifat jangka pendek, satu lagi bersifat jangka penjeng,” ujar Danang kepada Tempo, Senin (8/7).

Langkah jangka pendek yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah gerbong saat jam sibuk. Pada jam-jam sibuk, jumlah gerbong ditambah menjadi dua kali lipat dengan begitu bisa mengangkut lebih banyak penumpang dibanding biasanya. PT KCJ juga harus melakukan management supply gerbong dengan lebih baik. Pada saat jam sepi, jumlah gerbong yang diberangkatkan lebih sedikit sehingga tersedia lebih banyak gerbong ketika jam sibuk.

“Sebenarnya bisa juga dengan penerapan kereta kecepatan kereta tinggi, namun ini akan sulit karena loopline belum selesai,” katanya. Penerapan kereta dengan kecepatan yang lebih tinggi juga terhalang oleh jalur kereta sejajar jalan sehingga di setiap persimpangan jalan, kereta harus melambatkan kecepatan.

Danang juga mejelaskan, PT KCJ bisa menambah frekuensi kereta sebagai langkah jangka panjang. Teknik penambahan frekuensi ini banyak digunakan di negara-negara modern. “Di Jepang, di mana jam kedatangan kereta sudah pasti, frekuensi antar kereta bisa dalam hitungan menit,” ungkap Danang.

Sebelumnya, Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo mengatakan bahwa terjadi lonjakan penumpang yang cukup signifikan saat tarif progressif diterapkan. Jumlah penumpang KRL Commuter se- yang sebelumnya 450 ribu per hari, meningkat jadi 500 ribu per hari. “Target kami, 600 ribu per hari,” jelas Tri yang juga mengatakan akan menambah gerbong sebanyak 180 gerbong.

Tentang Dinar Firda Rosa 263 Articles
Peminat studi Teknik Informatika, saat ini bermukim di Malang - Jawa Timur