Solo – Pada masa angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru), PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VI Yogyakarta berupaya untuk meningkatkan kewaspadaannya pada sejumlah daerah yang rawan bencana longsor dan banjir. PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta sendiri telah melakukan inspeksi jalur rawan tersebut, pasalnya masa Nataru sendiri diperkirakan memasuki musim penghujan.
Menurut Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta Eko Budiyanto, inspeksi jalur kereta tersebut penting dilakukan demi meminimalisir angka kecelakaan selama pelaksanaan masa angkutan Natal dan Tahun Baru. “Kami sudah cek jalur perlintasan kereta api untuk antisipasi daerah rawan, longsor maupun rawan banjir selama angkutan Natal dan Tahun Baru,” jelas Eko, Kamis (11/10), seperti dilansir Kompas.
Selain melakukan inspeksi perlintasan kereta api, pihak KAI Daop VI Yogyakarta juga menambah petugas di palang pintu ekstra, petugas pemeriksaan jalur rel kereta, hingga petugas jembatan di daerah rawan bencana. “Daerah longsor atau banjir kami tempatkan petugas. Jadi, antisipasi itu kami rencanakan jauh-jauh hari. Momen Natal, Tahun Baru, Lebaran, momen liburan sudah kami antisipasi,” bebernya.
Pemesanan tiket kereta api untuk perjalanan Natal atau Tahun Baru sudah dapat dilakukan sejak 90 hari sebelum jadwal keberangkatan. Akan tetapi masyarakat biasanya lebih senang membeli tiket kereta 1 minggu sebelum keberangkatan. “Kami berharap masyarakat yang ingin mendapatkan tiket bisa memesan jauh-jauh hari, jangan mendadak,” ucap Eko.
Ditemui secara terpisah, Executive Vice President Balai Yasa Yogyakarta Hasyim Suwondo mengatakan bahwa pihaknya akan memaksimalkan perawatan kereta lokomotif dan kereta genset dalam rangka menghadapi masa angkutan Natal dan Tahun Baru.
Sampai saat ini Hasyim menjelaskan, setidaknya terdapat 24 kereta genset dan 12 lokomotif kereta yang masih dalam proses perawatan. “Kami targetkan program perawatan kereta genset dan kereta lokomotif selesai sebelum Natal dan Tahun Baru. Sehingga, pada saat angkutan Natal dan Tahun Baru semuanya bisa beroperasi. Logistik perawatan juga masih tersedia dan cukup,” ujar Hasyim.