Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperoleh bantuan dana dari pemerintah Amerika Serikat melalui US Trade and Development Agency senilai USD 515.000. Hibah dengan nilai yang cukup besar tersebut diberikan untuk program perawatan rel KA secara komprehensif.
Kesepakatan antara PT KAI dengan Badan Perdagangan dan Pembangunan AS ditandatangani oleh Kuasa Usaha Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Brian McFeeters dan Direktur Logistik dan Pembangunan PT KAI, Rudi Noviantoro.
Setelah menandatangani kesepakatan, McFeeters mengaku sangat gembira. Pasalnya, langkah itu menunjukkan keseriusan AS untuk membantu pembangunan infrastruktur sarana transportasi perkeretaapian di Indonesia.
“Dana hibah ini menunjukkan komitmen AS dalam mendukung upaya Indonesia meningkatkan infrastruktur di sektor transportasi,” kata McFeeters, Jumat (2/9) kemarin.
“Perusahaan di AS berkeinginan untuk berpartisipasi dalam pembangunan pasar Indonesia, dan proyek ini dapat membangun hubungan tersebut,” sambungnya.
Sementara itu, Direktur Logistik dan Pengembangan KAI, Rudi Noviantoro mengungkapkan jika dana hibah nantinya akan dialokasikan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam pemeliharaan rel kereta api di lintas utara Pulau Jawa, Jakarta-Surabaya. “Itu untuk training. Kita akan membuat training. Sekarang untuk Jakarta-Surabaya lintas utara,” ujar Budi.
KAI ingin meningkatkan kemampuan pemeliharaan rel lantaran metode yang ada saat ini sudah sangat ketinggalan zaman. Seiring dengan perkembangan teknologi, KAI akan memakai rail grinding machine untuk memperbaiki rel yang sudah jelek tetapi belum dapat diganti.
Rupanya training di lintas utara Pulau Jawa, Jakarta-Surabaya tersebut adalah proyek percontohan dan merupakan proyek kedua dari PT KAI. Menurut Rudi, proyek pertama dengan USTDA telah dilaksanakan tahun 2011 lalu. Kala itu proyek yang dilaksanakan berkaitan dengan persinyalan.
“Jadi ke Utara dulu ya kalau berhasil ke semuanya,” tandas Rudi.