Delapan Perusahaan Ikut Tender LRT Palembang

(KAI) melakukan tender pengadaan ringan atau light rail transit () Palembang, Sumatera Selatan. Dan hingga saat ini, setidaknya sudah ada delapan yang ikut serta dalam proses tender pengadaan sarana LRT Palembang tersebut.

Proses tender itu sendiri sudah sesuai dengan Peraturan Presiden No. 55/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No. 116/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Api Ringan di Provinsi Sumatera Selatan. Diharapkan, sarana LRT Palembang ini sudah siap pada semester pertama tahun 2018 mendatang untuk menyambut ajang Asian Games di kota tersebut.

“Ada delapan perusahaan yang ikut serta dalam proses tender pengadaan sarana LRT Palembang,” kata Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI, Budi Noviantoro. “Satu perusahaan berasal dari dalam negeri dan tujuh lainnya berasal dari luar negeri, seperti dari China, Korea Selatan, dan Jepang.”

Namun, Budi enggan menyebutkan nama-nama perusahaan yang ikut tender dalam pengadaan sarana LRT Palembang dan besaran nilainya. Ia hanya menegaskan bahwa paling lambat Januari 2018, sarana LRT Palembang itu sudah harus sampai ke Indonesia.

“Sarana LRT Palembang sudah harus sampai pada Januari 2018 karena masih harus melewati proses, salah satunya dari Kementerian Perhubungan,” jelasnya. “Proses ujicoba dan sertifikasi LRT tersebut biasanya memakan waktu antara 4 hingga 5 bulan.”

Hingga pekan kedua Agustus 2016, LRT Palembang sudah mencapai 11 persen. Sebanyak 247 per head atau beton penyangga lintasan sudah terpasang, dari kebutuhan total di 812 titik. Sementara, jumlah total beton lintasan yang diproduksi di pabrik sudah mencapai 1.076 buah.

Proyek LRT senilai Rp11,4 triliun itu menjadi satu-satunya proyek kereta cepat ringan yang dibangun di luar Jakarta. Diharapkan, massal yang menghubungkan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring itu bisa diujicoba pada Januari 2018 dan beroperasi penuh pada Juni 2018.