JAKARTA – Proyek pengerjaan kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tahap I yang menghubungkan Lebak Bulus dengan Bundaran HI saat ini diklaim sudah mencapai 94 persen. Menurut rencana, angkutan massal terbaru itu akan melakukan uji coba pada bulan September mendatang. Meski memiliki masinis, pergerakan MRT ternyata diatur oleh Operation Command Center (OCC) yang ada di Depo MRT Lebak Bulus.
“Proyek pengerjaan sudah 94 persen. Sebenarnya tinggal tes saja yang dilakukan dan pengiriman terakhir,” tutur Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, ketika meninjau proyek ini di Depo MRT Lebak Bulus, Minggu (1/7) kemarin. “Tetapi, karena ini dengan syarat keselamatan yang sangat tinggi, dibutuhkan waktu yang panjang untuk melakukan trail. Jadi, sangat detail.”
Budi menambahkan, PT MRT Jakarta agar siap dengan pembangunan jalur kereta cepat tahap dua dengan rute Bundaran HI-Kampung Bandan. Pembangunan jalur tersebut ditargetkan dapat dimulai pada bulan Desember mendatang. “Pembangunan jalur Bundaran HI-Kampung Bandan ini akan memakan waktu yang jauh lebih singkat,” sambung Budi.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Syabandar, menimpali bahwa sebelum uji coba tersebut, timnya akan mengecek sistem persinyalan, telekomunikasi, dan listrik di jalur utama MRT tahap pertama yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Dengan teknologi sangat tinggi, memang membutuhkan banyak sekali pengetesan agar sistem bisa berfungsi dengan baik.
“Meski MRT punya masinis, namun pada dasarnya pergerakan MRT diatur oleh Operation Command Center (OCC) yang ada di Depo MRT Lebak Bulus,” kata William. “Sementara, untuk masinis MRT, akan melakukan tugas-tugas seperti membuka dan menutup pintu maupun menjalankan kereta pada saat keadaan darurat, sehingga secara umum MRT tidak digerakkan oleh masinis.”
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Depo MRT nantinya selain menjadi pusat kontrol operasi MRT, juga menjadi pusat penyimpanan, pencucian, maupun perawatan kereta. Depo Lebak Bulus juga menjadi pusat administrasi dari MRT, serta menjadi pusat penyimpanan dari peralatan-peralatan atau material untuk pemeliharaan infrastruktur maupun kereta MRT itu sendiri.