Mengenakan baju dinas PT KAI warna putih, Dirut KAI Ignatius Jonan masuk di gerbong 7 CL sekitar pukul 10.00. Kereta komuter itu seharusnya tiba di Tanahabang pukul 09.35. Lalu-lintas CommuterLini pagi itu memang sempat terganggu di Pasar Minggu. Masuk di gerbong 7, wajah Jonan sudah berkeringat. Alat pendingin udaranya (AC) di kereta itu kurang berfungsi optimal.
Di kereta yang penuh sesak dan panas itu, rupanyaada penumpang yang sengaja membiarkan pintu kereta terbuka. Mungkin biar lebih sejuk terkena angin.
“Pintunya kok nggak bisa ditutup kenapa? Harus ditutup itu,” kata Jonan seraya memerintahkan petugas di dekatnya menutup pintu.

Dari Manggarai, Jonan turun di Stasiun Sudirman. Jonan hanya sekitar lima menit berada di CL itu. “Cuma satu stasiun langsung turun. Nggak mau ngerasain panasnya CL tuh,” komentar salah satu penumpang perempuan di dalam gerbong, dikutip TribunNews. Orang nomor satu di KAI mungkin akan semakin berkeringat jika mau turun di Stasiun Tanah Abang yang siang itu penuh sesak penumpang kereta.
Tahun 2013 PT KAI memastikan akan lakukan penambahan unit kereta api untuk menampung lebih banyak penumpang. “Kita berhitung itu bisa menambah kapasitas angkut, sehingga tidak usah dikhawatirkan terjadi kemacetan, atau (penumpang) berjubel di dalam kereta,” papar Jonan dalam konferensi pers di Manggarai.
Namun, kata Dahlan Iskan, kondisi berdesak-desakan dan panas itu bisa saja menguntungkan.
“Naik saja kereta api sambil berdesak-desakan, nanti pasti anda keringetan terus dan langsing. Enak, jadi tidak usah keluar uang banyak, tidak usah nge-gym segala,” ucap Dahlan dikutip JPNN di sela-sela acara di Stasiun Manggarai, Senin (1/7). “Tapi naik keretanya harus jam 6 pagi, jangan yang jam 9 pagi. Di Hongkong dan Tokyo masyarakatnya langsing karena begitu setiap hari,” pungkasnya.
Berbeda dengan Jonan yang hanya “tahan” melakukan perjalanan selama 5 menit, Menteri BUMN Dahlan Iskan menaiki kereta komuter pulang-pergi dari Manggarai ke Jatinegara.