Ditarget Selesai 2017, Pemerintah Pusat Anggarkan Rp 2 Triliun untuk Trem Wonokromo-Juanda

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Wali Kota Tri Rismaharini bertemu di Kantor Kementerian Perhubungan untuk membahas rencana pembangunan trem menuju Bandara Internasional Juanda dan Pelabuhan Teluk Lamong.

Wali Kota Tri Rismaharini menemui di Kantor Kementerian Perhubungan kemarin (19/3). Pertemuan itu membahas rencana trem, jalur menuju Bandara Internasional Juanda, dan jalur kereta menuju Pelabuhan .

Tri Rismaharini meminta dukungan pusat untuk merealisasikan pembangunan trem itu. Transportasi masal tersebut akan memanfaatkan jalur lama yang direvitalisasi.

Pemkot Surabaya, Kementerian Perhubungan, maupun PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah memeriksa jalur lama tersebut. Jalur lama itu mungkin digunakan setelah direvitalisasi. Hasilnya, pembangunan trem tersebut segera direalisasikan. Pemerintah pusatlah yang akan mendanai pembangunannya, sedangkan Pemkot Surabaya berkewajiban untuk membebaskan lahan. Dalam pertemuan itu Jonan menyatakan bahwa pemerintah pusat akan memberikan support.

“Menhub menyatakan kesanggupannya untuk membantu Pemkot Surabaya dalam pendanaan asal Pemkot Surabaya menyelesaikan pembebasan lahannya. Bu Risma juga menyatakan sanggup mensterilkan jalur trem,” jelas Staf Khusus Menhub Hadi Mustafa Djuraid kepada Radar Surabaya kemarin (19/3).

Pembiayaan untuk revitalisasi rel dan pengadaan gerbong trem itu sudah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengahpanjang (RPJMP). Proyek tersebut mulai dikerjakan dalam satu atau dua bulan ke depan. Dengan sekitar Rp 2 triliun, proyek tersebut diperkirakan selesai pada akhir 2017. Jika semuanya berjalan lancar, trem itu akan dioperasikan pada awal 2018.

Bagaimana konsepnya? Hadi mengatakan bahwa trem tersebut akan dikoneksikan dengan Stasiun KA Wonokromo. Dari Wonokromo akan dibuat jalur kereta api menuju Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo melalui Stasiun KA Waru.

“Singkatnya, trem itu akan terintegrasi dengan kereta api Bandara Juanda,” ujar Hadi. Sementara itu, Risma menjelaskan bahwa kebutuhan angkutan masal cepat () sudah bersifat urgen dan tidak bisa ditunda. Alasannya, semakin lama, volume kendaraan pribadi terus meningkat. Otomatis hal tersebut akan menambah beban jalan yang kian padat. Dia mengatakan bahwa pemerintah berkewajiban untuk menyediakan alternatif sarana transportasi yang berkualitas.

Menurut Risma, keberadaan trem akan pararel dengan transportasi lainnya, seperti mobil dan sepeda motor, sehingga tidak akan menambah parah kemacetan. “Saya berharap, nanti warga mau beralih dari kendaraan pribadi ke AMC,” katanya.

Selain pembangunan trem tersebut, dibahas pembangunan jalur kereta api untuk barang atau logistik menuju Pelabuhan Teluk Lamong. Risma menuturkan bahwa jalan makin sesak oleh truk-truk yang keluar dan masuk Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Teluk Lamong. “Jika jalur kereta menuju Pelabuhan Teluk Lamong dari Stasiun Tandes atau Stasiun Kandangan dapat direalisasikan, akan mengurangi kepadatan di jalan raya,” paparnya. Untuk pembangunan jalur rel menuju Pelabuhan Teluk Lamong, Risma mengatakan bahwa Pemkot Surabaya akan menyiapkan lahannya.

Pembangunan jalur kereta api dan operasional kereta api akan dikerjasamakan PT Kereta Api dan Pelindo III. (*/c1/jee/jpnn)

Tentang Masinis 182 Articles
Memulai karir menulis sejak duduk di bangku SMP sebagai layouter dan redaktur, dan membawa proses kepenulisannya hingga di bangku kuliah. 10 tahun terakhir aktif sebagai tenaga desainer di sebuah perusahaan yang berpusat di Malang. Beberapa tahun terakhir menjadi penumpang setia kereta api pagi rute Malang-Surabaya yang berangkat dari Stasiun Kotabaru jam 04.20 setiap hari. Sejak itu, penulis tertarik dengan segala hal tentang kereta api dan sistem transportasi publik.