Ditingkatkan, Waktu Tempuh Skytrain Bandara Soetta Cuma 5 Menit

Heru Kuswanto, Direktur Operasi KAI - megapolitan.kompas.com
Heru Kuswanto, Direktur Operasi KAI - megapolitan.kompas.com

TANGERANG – PT Angkasa Pura II dan PT Railink terus berupaya meningkatkan kepada para Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Nantinya, pada tahun 2019 atau 2020 mendatang, waktu tempuh (headway) skytrain atau yang semula 15 menit, akan dipercepat menjadi hanya 5 menit dengan menggunakan minimal 3 trainset dari 6 yang dimiliki, dan akan dijalankan secara otomatis.

“Tidak ada masalah dari segi sarana, dan yang perlu ditunggu adalah jam terbang pengoperasian sesuai dengan hukum yang berlaku,” tutur Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto, dilansir Liputan6. “Desain skytrain adalah driverless. Tetapi, menurut undang-undang, untuk bisa mencapai driverless, harus berapa jam terbang dulu? Paling tidak, setahun baru pede untuk melepas driver.”

Heru menambahkan bahwa proses jam terbang tersebut membutuhkan waktu ribuan jam dan harus dilakukan pengujian atas dasar alasan keamanan. Menurutnya, jika sudah tidak menggunakan masinis, maka waktu tempuh skytrain bisa per lima menit. “Mungkin 2-3 tahun ke depan kita baru melihat saat semua infrastruktur selesai,” sambung Heru.

Sementara itu, Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, menuturkan bahwa saat ini pihaknya terus meningkatkan skytrain dengan menjalankan sistem full OCC (Operation Command Center) untuk meningkatkan waktu tempuh. Dengan kapasitas dan waktu tempuh yang terus ditingkatkan, diharapkan akan dapat lebih nyaman merasakan pelayanan yang diberikan oleh .

“Saat ini, skytrain dengan dual track pada lintasan sepanjang 3 km,” jelas Awaluddin. “Ke depannya, pengoperasian skytrain akan dilengkapi dengan track yang diperpanjang sampai ke Terminal 4 dan area komersial Bandara Soekarno-Hatta dengan sistem pengoperasian yang akan dijalankan secara otomatis.”

Dengan beragam yang diujicobakan, pengoperasian skytrain akhir-akhir ini memang sering macet, sehingga para pengguna kereta bandara sering kewalahan menuju terminal. Dikatakan sebagai pendewasaan sistem, perbaikan ini diklaim akan selesai pada akhir tahun 2018 ini, dan dengan demikian skytrain akan andal seperti yang diinginkan pada tahun mendatang.

“Ya, mudah-mudahan perbaikan-perbaikan ini akan segera selesai, yang nanti pada 2019 kita harapkan bisa lebih baik sehingga meminimalkan kemacetan,” kata Direktur Utama PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin. “Sistem skytrain ini yang paling canggih di Indonesia, lho, karena nanti kereta tersebut bisa jalan tanpa masinis.”