JAKARTA – Fakta yang menyebutkan bahwa Indonesia masih cukup tertinggal dalam hal literasi, membuat PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) tergerak untuk mendorong masyarakat Tanah Air agar lebih gemar membaca. Karena itu, perusahaan pun berencana mengadakan event Book Fair on Station yang menurut jadwal akan digelar mulai tanggal 14 November hingga 18 November 2018 mendatang.
Dikutip dari akun Twitter resmi KAI121, acara Book Fair on Station ini merupakan kerja sama antara PT KAI dengan Gramedia. Nantinya, akan ada enam stasiun besar yang bakal menggelar pameran buku tersebut, yaitu Stasiun Gambir Jakarta, Stasiun Tugu Yogyakarta, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Bandung, Stasiun Purwokerto, dan Stasiun Semarang Tawang.
“Nantinya, sahabat KAI bisa melihat perkembangan stasiun dan perkeretaapian di Indonesia, juga pameran buku best seller dengan diskon hingga 10 persen dan tambahan diskon 5 persen jika menunjukkan aplikasi KAI Access yang sudah diregistrasi,” tulis PT KAI dalam akun Twitter-nya. “Selain itu, ada beragam aktivitas dan lomba menarik untuk anak-anak.”
Masih menurut sumber yang sama, beragam aktivitas yang bakal diadakan PT KAI di gelaran Book Fair on Station antara lain lomba mewarnai Si Loko, lomba menulis cerita pendek, lomba announcer anak, serta pouch painting. Tidak lupa, perusahaan juga menggelar acara talk show dengan tema yang tidak jauh-jauh dari dunia anak-anak.
Menurut data dari World’s Most Literate Nations, Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal kegemaran membaca. Hal tersebut berarti bahwa kesadaran masyarakat Indonesia untuk membaca, mencari tahu, dan memahami berbagai informasi bisa dibilang masih sangat rendah. Peringkat ini membuat Indonesia sejajar dengan negara-negara Afrika yang selama ini dianggap sebagai negara terbelakang.
“Kita kalah dengan smartphone. Kalau tidak siap mental, kita akan diperbudak. Masyarakat Jabar memegang HP empat jam sehari. Pertanyaannya, apa yang dibaca di HP? 70 persen saya menduga kesia-siaan,” kata Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, belum lama ini. “Tanpa budaya literasi, maka masyarakat akan menjadi cepat emosi dan tidak bertabayun.”