Gadis 21 Tahun Didorong Seorang Pengemis Hingga Jatuh ke Rel Kereta

gadis yang didorong pengemis ke rel kereta api
gadis yang didorong pengemis ke rel
sumber : nypost.com, liputan6.com

New York – Maya Leggat, gadis ini mengalami nasib yang kurang baik. Gadis ini menolak memberikan uang kepada pengemis, akibatnya dia didorong oleh sang pengemis ke rel .

News.com.au memberitakan bahwa Maya yang terjatuh akibat didorong oleh pengemis tersebut kereta api yang sedang tidak berpenumpang yang akan berhenti di rel tempat dia terjatuh.

Seorang saksi menjelaskan peristiwa ini terjadi pada Rabu, 25 September sekitar pukul 11.05 waktu setempat. Maya saat itu sedang berdiri di peron yang menuju arah utara White Plains, New York. Saat itu datang pria tunawisma yang berumur sekitar 39tahun bernama Howard Mickens lalu mendorong sang gadis yang baru berusia 21 tahun tersebut hingga terjatuh ke rel kereta.

Dugaan yang menjadi motif tunawisma tersebut melakukan tindakan tersebut karena Maya menolak memberikan uang padanya.

“Seorang pria tunawisma mangkal di depan sini (stasiun White Plains), meminta uang,” ungkap Gary Waxman, seorang penjaga kios koran.

“Dan seorang gadis yang baru keluar dari kamar mandi menolak untuk memberikan uang kepadanya, dan ia mendorongnya ke depan kereta. Jari-jarinya hilang, kakinya hancur. Itulah yang aku dengar dari polisi,” ujarnya.

“Polisi MTA (Metropolitan Transportation Authority) atau polisi segera menangkapnya, dan ia tidak melakukan perlawanan. Pelaku hanya berdiri di sana dengan tenang dan ditangkap,” tuturnya.

Akibat peristiwa ini Howard mendapatkan hukuman dan didakwa melakukan kasus kriminal tingkat dua tentang percobaan pembunuhan.

Maya selamat dari peristiwa ini. Dia menjalani operasi di Westchester Medical Centre. Dia sempat mengalami masa kritis namun masih dapat bertahan hidup.

Kondisinya saat setelah insiden tersebut pembuluh arteri pada kaki Maya, putus lalu terdapat cedera pad abagian kepala dan luka memar disekujur tubuh.

Tentang Mirza Pratiwi 347 Articles
Kontributor berita, berasal dari Madiun: pusat pengembangan industri kereta api di Indonesia. Saat ini sedang menyelesaikan studi Teknologi Informasi di Universitas Negeri Malang. Penulis yakin bahwa masalah transportasi di Indonesia akan lebih baik jika difokuskan pada pembangunan sistem transportasi masal.