Gagal bekerjasama dengan Indonesia dalam proyek pembuatan kereta cepat, Jepang akhirnya menyepakati proyek serupa dengan India. Dikutip dari Aljazirah (12/12), perdana menteri dari kedua negara, yakni Shinzo Abe dan Narendra Modi telah saling sepakat memulai revolusi perkeretaapian di India.
“Saya tak bisa memikirkan kemitraan strategis yang dapat memberikan pengaruh lebih besar pada pembentukan jalur di Asia dan kerjasama antar regional lebih dari kita (India-Jepang),” ujar Perdana Menteri India Narendra Modi.
Terang Modi, proyek kereta cepat ini merupakan bagian dari pemenuhan janjinya akan perombakan perkeretaapian India yang bobrok. “Bisnis ini akan menjadi revolusi kereta api di India dan mempercepat perjalanan di India ke depannya. Hal ini akan menjadi mesin transformasi ekonomi India,” tambahnya.
Demi merealisasikan proyek ini, Jepang telah menyediakan paket pembiayaan pembangunan senilai USD 12 Miliar sebagai pinjaman jangka panjang bagi India. Kesepakatan ini datang bersamaan dengan MoU kerjasama penggunaan energi nuklir ‘damai’ yang ditandatangani PM dari kedua negara tersebut, sebut juru bicara Kemenlu India di Twitter.
Dikatakan bahwa Jepang dan India sedang gencar-gencarnya membangun kerjasama di beberapa aspek strategis. India berencana akan memperluas visa kedatangan bagi warga negara Jepang mulai tahun depan. Sedangkan Jepang mengimpor mobil ‘Baleno’ buatan India.
Menyusul terpuruknya pasar domestik Jepang karena tingginya jumlah penduduk usia tua dan rendahnya tingkat kelahiran di negara itu, Tokyo mendorong para pelaku bisnisnya untuk menjangkau pasar-pasar negara berkembang yang tumbuh cukup pesat seperti India.