Graha Parahyangan Railways Museum and Gallery berada di Jalan Dayang Sumbi No 10 Bandung. Museum ini terletak tidak jauh dari kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bangunan Graha Parahyangan didirikan pada tahun 1927 dan merupakan tempat tinggal M.A.J Kelling, seorang Warga Negara Belanda yang bekerja sebagai pengusaha swasta di bidang property pada saat itu.
Bangunan ini di arsiteki oleh J.C.J Piso. Namun, bangunan ini kemudian dijadikan tempat tinggal pejabat kereta api ketika pemerintah Hindia Belanda berkuasa.
Selain menyediakan wisata heritage lokomotif, museum yang dibuka secara resmi pada tanggal 21 Juni 2010 ini juga memajang berbagai macam peninggalan sejarah perkeretaapian di Indonesia.
Bahkan beberapa koleksi di museum ini didatangkan langsung dari Museum Ambarawa, Jawa Tengah. Beberapa koleksi tersebut antara lain mesin pembuat karcis, mesin cetak tanggal karcis, alat komunikasi telegraf, telepon kayu, dan alat hitung odhever.
Selain memajang koleksi mesin antik yang pernah digunakan PT KAI di masa lalu, di museum ini kita juga disuguhi ilustrasi dari stasiun-stasiun kereta yang ada di Pulau Jawa, termasuk Museum Kereta Api Ambarawa dan Lawang Sewu.
Pengunjung museum yang tidak mengetahui sejarah perkeretaapian Indonesia dapat membaca sejarah singkat bangunan-bangunan kuno yang pernah menjadi bagian sejarah perjalanan kereta api di Indonesia.
Graha Parahyangan yang dimanfaatkan sebagai museum juga memiliki konsep untuk dimanfaatkan sebagai galeri yang diutamakan untuk mendukung kegiatan dan pameran produk industri kreatif.
Selain museum dan galeri untuk kreatifitas masyarakat, Graha Parahyangan juga dapat difungsikan sebagai sarana ruang pergelaran seni dan ruang seminar atau rapat.
Bahkan, rencananya akan diletakkan gerbong-gerbong berisi merchandise di halaman Graha Parahyangan. Selain itu, gerbong di halaman juga akan difungsikan layaknya kafe, sehingga gedung bersejarah ini bisa lebih bermanfaat dan memiliki nilai bisnis bagi PT KAI.