Bandung – PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah mantap untuk menghapus kereta kelas bisnis dan hanya menyediakan 2 kelas kereta api saja untuk melayani kebutuhan masyarakat.
“Kelas bisnis tetap dihapus. Jadi kami nantinya hanya menawarkan kelas eksekutif dan kelas standar, bukan kelas ekonomi lagi,” ujar Direktur Komersial dan IT PT KAI, M Kuncoro Wibowo di Bandung, Rabu (12/10).
Sebagai permulaan, BUMN di sektor transportasi ini telah melikuidasi 3 KA kelas bisnis, yaitu KA Mutiara Selatan relasi Bandung-Surabaya, Fajar dan Senja Utama relasi Yogyakarta-Pasar Senen mulai bulan Oktober 2016 ini.
KA dua kelas ini akan mulai diterapkan oleh KAI tahun 2017 mendatang. Untuk itu, pihak KAI berencana membeli kereta baru sekitar 438 unit produksi PT INKA, Madiun yang terdiri dari 210 KA kelas eksekutif, 150 KA kelas standar, 38 kereta makan, dan 39 kereta wisata. KAI mengungkapkan jika langkah ini diambil sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan keselamatan penumpang setia kereta api.
“Program ini juga sekaligus melakukan pergantian terhadap 900 armada kita yang sudah tua. Kita tak menambah kapasitas angkutnya, hanya mengedepankan safety karena usia kereta yang diganti di atas 30 tahun. Makanya kita kejar PT INKA agar cepat menyelesaikannya,” papar Kuncoro.
Menurut Kuncoro, KAI kini sedang fokus untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta dengan melakukan peremajaan terhadap armada yang telah melewati umur. Oleh sebab itu peremajaan dilakukan pada hampir 50% total kereta yang dimiliki KAI, yakni 1.763 unit kereta.
“Semuanya gerbong kereta, kalau untuk lokomotif tahun ini sudah didatangkan sebanyak 50 unit seri CC206 dari GE, dan jumlahnya sudah mencukupi untuk meningkatkan pelayanan angkutan penumpang maupun barang,” kata Kuncoro.
Dana yang digelontorkan untuk peremajaan kereta api ini sendiri masih dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan kemampuan finansial yang dimiliki perusahaan. “Tetapi, kami belum mengetahui pasti angka pastinya, karena masih dihitung spesifikasi kereta yang dibutuhkan seperti apa. Tentunya akan berbeda antara kereta jarak pendek, menengah, dan jarak jauh.”
“Tahun ini target penumpang untuk kereta jarak jauh naik dari 69 juta orang menjadi 72 juta orang. Realisasinya sudah 90% tercapai, dengan target pendapatan sebesar Rp 5,1 triliun,” imbuhnya.
Langkah peremajaan ini juga ditempuh sebagai strategi sekaligus antisipasi KAI terhadap persaingan sarana transportasi yang akan datang. “Lawan kita ke depan adalah keberadaan jalan tol. Kita kedepankan customer oriented dengan melakukan penyegaran seluruh armada yang kita miliki,” ucapnya.
YTH.
Pimpinan PT KAI
Sehubungan dengan banyaknya pekerja / karyawan / pegawai yang banyak menggunakan sarana angkutan kereta api, dengan ini kami mengajukan permohonan yaitu :
1. Agar kereta untuk kelas standar antara surabaya – jakarta PP agar diperbanyak
2. Utamanya untuk keberangkatan setelah pukul 17.00 WIB
Demikian permohonan kami, atas atensi Bapak kami ucapkan terima kasih banyak