Rencana pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur disambut baik oleh warga dan pengamat ekonomi setempat. Khairil Anwar yang akrab disapa Cody, Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman, menuturkan bahwa masalah perekonomian di Kalimantan Timur untuk saat ini dipicu oleh kendala transportasi.
“Masalah terbesar Kaltim adalah transportasi dari dan keluar Kaltim, serta antar daerah dalam wilayah,” ujar Dosen Universitas Mulawarman ini, kemarin (19/10).
Akibat sarana transportasi yang kurang efektif, harga barang-barang di Kaltim mengalami disparitas (selisih perbedaan harga) yang cukup tinggi karena harus diakumulasikan dengan ongkos beli BBM. “Selain itu, kondisi jalan yang buruk, (dan) kadang tidak ada jalan darat . Ini yang membuat jarak cukup jauh dari pusat distribusi,” paparnya.
Mengenai rencana Pemprov Kaltim untuk membangun jalur kereta api, menurutnya, akan menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan transportasi dan distribusi. “Waktu tempuhnya relatif lebih singkat, dan biaya yang lebih rendah akan berdampak pada efisiensi proses pemindahan barang secara keseluruhan. Sehingga harga akhir barang menjadi lebih murah dari sebelumnya,” perjelas Cody.
Sebelumnya, PT Kereta Api Borneo telah membebaskan lahan seluas 105 hektar untuk keperluan groundbreaking proyek kereta api Kutai Barat-Balikpapan dengan mengucurkan dana hingga Rp 10 Miliar. Kabarnya, jalur kereta api keseluruhan yang akan dibangun untuk menghubungkan Kutai Barat dan Balikpapan ini mencapai sepanjang 196 kilometer dengan menelan dana hingga Rp 17 Triliun.