
JAKARTA – Jalur dwiganda atau double-double track (DDT) lintas Manggarai-Cikarang sepanjang 35 km direncanakan beroperasi pada tahun 2021 mendatang. Dengan adanya jalur dwiganda ini, perjalanan kereta rel listrik (KRL) diharapkan dapat lebih cepat 10 hingga 20 menit, karena jalur akan terpisah antara jalur kereta api jarak jauh dan jalur KRL perkotaan.
“Dengan adanya jalur tersebut, maka jalur akan terpisah antara jalur kereta api jarak jauh dan jalur KRL perkotaan,” ujar Deputy 1 Executive Vice President PT KAI DAOP 2 Jakarta, Sofyan Hasan, dilansir Antara. “Dengan demikian, kecepatan perjalanan bukan hanya KRL, melainkan kereta yang melintas bisa dipercepat dari 65 km per jam menjadi 70 km per jam.”
Sementara itu, jalur dwiganda segmen Jatinegara-Cakung sepanjang 9,5 km direncanakan bisa beroperasi pada Jumat (12/4) mendatang, sekaligus menandai pemisahan antara jalur KRL dengan kereta api jarak jauh dan kereta api lokal. Pengoperasian DDT ini sendiri merupakan bagian dari DDT lintas Manggarai-Cikarang.
“Proyek ini diinisiasi 17 tahun lalu. Sejak 2002 sudah dicanangkan pemisahan operasi jalur KRL dan kereta jarak jauh. Tetapi, pembangunan baru dimulai tahun 2015,” kata Kepala Balai Teknik Jakarta Banten Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Jumardi. “DDT segmen Jatinegara-Cakung sedianya dijadwalkan selesai pada 2017. Namun, karena perlu banyak sinkronisasi, maka operasional jalur baru dilaksanakan 12 April 2019.”
Dia melanjutkan bahwa rencana switchover DDT segmen Jatinegara–Cakung ini akan membawa dampak pada bertambahnya waktu perjalanan kereta api. Karena itu, Kementerian Perhubungan bersama operator, yaitu PT Kereta Api Indonesia dan PT Kereta Commuter Indonesia mengimbau kepada masyarakat pengguna jasa untuk dapat menyesuaikan waktu perjalanan bagi yang akan menggunakan kereta api. Dia juga memohon maaf atas ketidaknyamanan pengguna jasa.
“Selain itu, dua pintu perlintasan sebidang, yaitu JPL 52 di Pisangan Lama (Pasar Enjo) dan JPL 66 di Jalan Stasiun Cakung, Jakarta Timur, bakal ditutup,” sambung Jumardi. “Untuk itu, dimohon kepada masyarakat, khususnya pengguna kendaraan berbasis jalan raya, agar dapat menggunakan beberapa jalan alternatif, seperti flyover Cipinang yang telah dibangun pemerintah.”