
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa jumlah penumpang kereta api pada bulan Agustus 2019 mencapai 35,18 juta orang atau turun 9,85% dari bulan Juli 2019 yang mencapai 39,03 juta penumpang. Faktor yang menyebabkan penurunan penumpang ini salah satunya karena pemadaman listrik di Jakarta yang berakibat pada terhentinya operasional KRL.
“Untuk kereta api jumlah penumpangnya turun agak tajam. Di sana jumlah penumpangnya hanya 35,18 juta atau turun 9,85 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kalau di Jabodetabek kita ingat awal Agustus terjadi listrik padam, ada pembatalan 240 commuter line berdampak pada PT KCI. Batal 240 perjalanan dalam 5 jam,” jelas Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Selasa (1/10), seperti dilansir Merdeka.
Lebih lanjut Suhariyanto menuturkan, dari sekitar 35,2 juta penumpang kereta api, sekitar 27,7 juta orang berasal dari penumpang Jabodetabek yang memanfaatkan moda transportasi kereta rel listrik (KRL). Turunnya jumlah penumpang kereta api secara keseluruhan juga diakibatkan musim libur yang telah berakhir. “Penurunan penumpang terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non Jabodetabek dan Sumatera masing-masing turun sekitar 6,94 persen, 19,77 persen dan 11,61 persen,” jelasnya.
Menurut data BPS, jumlah penumpang kereta Jabodetabek pada Agustus 2019 sebanyak 27,65 juta penumpang, anjlok 6,94% dari bulan sebelumnya sebesar 29,71 juta orang. Di samping itu, penurunan jumlah penumpang pun terjadi pada kereta non Jabodetabek dan Sumatera.
Adapun jumlah penumpang kereta non Jabodetabek di Pulau Jawa selama Agustus lalu mencapai 6,8 juta orang, atau turun 19,7% dari bulan sebelumnya sebanyak 8,1 juta orang. Sedangkan penumpang KA di Sumatera pada Agustus 2019 mencapai 647 ribu orang, mengalami penurunan sebesar 11,61% dari bulan sebelumnya yang mencapai 732 ribu penumpang.
Jika ditinjau secara kumulatif, jumlah penumpang kereta api selama periode Januari sampai Agustus 2019 sebesar 238 juta orang atau naik 1,74 persen dari periode yang sama tahun lalu. Kenaikan jumlah penumpang ini terjadi di wilayah Jawa non Jabodetabek dan Sumatra. “Secara tahunan masing-masing Jawa non Jabodetabek dan Sumatera naik berturut-turut 11,93 persen dan 7,67 persen. Sementara jumlah penumpang di wilayah Jabodetabek mengalami penurunan 0,7 persen,” pungkasnya.