Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan jumlah penumpang yang melakukan perjalanan dengan kereta api selama bulan Desember 2019 lalu. Menurut data terbaru, jumlah penumpang KA pada Desember 2019 mencapai 37,46 juta orang, naik 4,42% MoM (month on month) dari jumlah penumpang pada November 2019 sebanyak 35,88 juta penumpang.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan bahwa kenaikan jumlah penumpang kereta api tersebut dikarenakan bertepatan dengan momen libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru. Terlebih karena dalam momen liburan tersebut PT Kereta Api Indonesia (KAI) sampai harus mengoperasikan armada tambahan setiap harinya. “Ini untuk pelayanan pada penumpang yang ingin mudik atau bepergian pada momen liburan,” ujar Suhariyanto di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Senin (3/2), seperti dilansir Kontan.
Lebih lanjut Suhariyanto menambahkan, peningkatan jumlah penumpang kereta mayoritas terjadi pada armada kereta tujuan sejumlah kota di Pulau Jawa, kecuali kota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Kenaikannya tercatat mencapai angka 17,78%.
Peningkatan jumlah penumpang tersebut terjadi lantaran waktu liburan digunakan untuk bepergian atau mudik, kemudian kembali lagi ke tempat asal pada bulan yang sama. Namun, jumlah penumpang kereta di bulan tersebut mengalami penurunan sebesar 1,32% year on year (YoY) apabila dibandingkan dengan jumlah penumpang selama Desember 2018 yang mencapai angka 37,97 juta orang.
Selama periode 2019, jumlah penumpang kereta api mencapai 428 juta orang atau meningkat 1,39% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah penumpang ini berlangsung di wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera, yakni masing-masing sebesar 8,07% dan 4,42%. Tetapi terjadi penurunan jumlah penumpang di wilayah Jabodetabek sebanyak 0,22%.
Di sisi lain, jumlah penumpang pesawat rute domestik tahun lalu hanya sebesar 76,7 juta orang atau anjlok 17,4 juta orang (18,54%) dibanding realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 94,1 juta orang. Penurunan jumlah penumpang pesawat domestik yang cukup besar itu ditengarai karena masih mahalnya harga tiket pesawat dibanding tahun sebelumnya. “Harga memang sudah turun, tetapi tetap lebih mahal dari beberapa tahun sebelumnya,” ungkapnya.