Jumlah penumpang untuk angkutan kereta api di Jawa dan Sumatera pada bulan Agustus 2016 naik 2,63 persen menjadi 29,5 juta orang, demikian menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Senin (3/10) kemarin. Sebelumnya, pada bulan Juli, penumpang kereta api berjumlah 28,8 juta orang. Selama periode Januari hingga Agustus 2016, jumlah penumpang kereta api telah mencapai 230,2 juta orang, atau naik 8,50 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2015 lalu.
“Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah penumpang di kawasan Jabodetabek yang merupakan commuter line dengan jumlah mencapai 23,9 juta orang,” jelas Kepala BPS, Suhariyanto. “Jumlah tersebut mencapai 80,85 persen dari total jumlah penumpang kereta api.”
Meski tarif commuter line atau KRL Jabodetabek naik sebesar Rp1.000, namun hal itu tampaknya tidak terlalu berpengaruh besar pada penumpang kereta api. “Dilihat dari persentase, kenaikan tarif sebesar Rp1.000 memang tidak berpengaruh terlalu besar. Memang, kita perlu pilah antara Jabodetabek dan di luar itu. Persentase di Jabodetabek sebesar 78 persen,” sambung Suhariyanto.
“Kenaikan jumlah penumpang ini memang hanya terjadi untuk wilayah Jabodetabek yang mencapai 10,89 persen,” tambah Suhariyanto. “Sementara, penurunan terjadi di wilayah Jawa non-Jabodetabek sebesar 21,68 persen dan Sumatera sebesar 24,72 persen.”
Adapun untuk kereta barang, jumlah barang yang diangkut menggunakan kereta api naik 1,17 persen menjadi 2,8 juta ton selama Agustus 2016. Sejak Januari hingga Agustus, jumlah barang yang diangkut mengalami kenaikan 8,31 persen menjadi 22,6 juta ton.