
Jakarta – Badan Pusat Statistik melaporkan, jumlah penumpang kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera selama bulan Oktober 2018 mencapai 36,2 juta orang. Jumlah tersebut naik 5,02% dari bulan September 2018 sebelumnya.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, dari keseluruhan jumlah penumpang itu, sebagian besar berasal dari penumpang kereta commuter atau KRL (kereta rel listrik) Jabodetabek, yakni sebesar 29,3 juta orang atau menyumbang 80,91% dari keseluruhan total penumpang kereta api. “Peningkatan jumlah penumpang terjadi di wilayah Jabodetabek sebesar 6,15 persen, Jawa non-Jabodetabek 0,40 persen dan Sumatera 1,28 persen,” ungkap Suhariyanto di Kantor BPS, Senin (3/12), seperti dilansir Merdeka.
Sementara itu, jumlah penumpang kereta api secara kumulatif selama periode Januari hingga Oktober 2018 mencapai 348,9 juta orang atau tumbuh sebesar 8,32 persen dari periode yang sama tahun 2017 lalu. “Kenaikan penumpang terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, dan Sumatera, yaitu naik berturut-turut 8,12 persen, 8,82 persen, dan 11,94 persen,” papar Suhariyanto.
Adapun jumlah barang yang berhasil diangkut oleh kereta api pada bulan Oktober 2018 lalu adalah 4,6 juta ton atau naik 5,45 persen dari bulan sebelumnya. Mayoritas angkutan barang menggunakan kereta api ada di wilayah Sumatera sejumlah 3,2 juta ton atau berkontribusi sebesar 69,56% dari keseluruhan jumlah barang yang diangkut oleh kereta api. “Peningkatan jumlah barang terjadi di wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera masing-masing sebesar 4,59 persen dan 5,83 persen,” kata Suhariyanto.
Sedangkan selama periode Januari sampai Oktober 2018, jumlah barang yang telah diangkut oleh kereta api mencapai 41,1 juta ton atau mengalami kenaikan sebesar 15,35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 lalu. Pertumbuhan angkutan barang menggunakan kereta api ini berlangsung di wilayah Jawa non Jabodetabek dan Sumatera, yang masing-masing mencapai angka 20,06% dan 13,46%.