Purwokerto – Dalam masa angkutan Lebaran 2017, yakni H-10 sampai H+10, jumlah penumpang di wilayah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 5 Purwokerto mencapai 702.578 orang, naik 15,29% dari total penumpang tahun lalu yang hanya mencapai 609.400 orang.
“Selama masa angkutan Lebaran 2017 yang berlangsung 22 hari, H-10 Lebaran hingga H2+10 Lebaran, volume penumpang kereta api dari dan menuju wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto sebanyak 702.578 orang yang terdiri atas 384.198 penumpang datang dan 318.380 penumpang berangkat,” tutur Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Ixfan Hendriwintoko, Selasa (11/7) seperti dilansir Gatra.
Ixfan mengungkapkan bahwa okupansi tertinggi arus mudik berlangsung pada H-1 Lebaran, yakni tanggal 24 Juni 2017 sebanyak 23.632 penumpang. Kemudian terjadi pula saat arus balik dengan okupansi tertinggi berlangsung pada H+2, 28 Juni 2017 sebesar 22.701 penumpang.
“Secara perhitungan rata-rata per hari, PT KAI Daop 5 Purwokerto melayani sebanyak 31 ribuan penumpang. Dari 13 stasiun di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto, okupansi penumpang tertinggi di Stasiun Purwokerto sebesar 222.608 orang disusul Stasiun Kutoarjo sebanyak 199.184 orang dan 11 stasiun lainnya yang rata-rata naik 11 persen dari Lebaran 2016,” papar Ixfan.
Perolehan angka tersebut sekaligus menunjukkan bahwa tren masyarakat yang bepergian dengan kereta api juga menunjukkan tren yang positif. Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan saat musim mudik Lebaran 2017, KAI mengoperasikan KA tambahan sebanyak 2 tahap. Pada KA tambahan tahap 2, KAI menjalankan kereta kelas ekonomi premium. Penjualan tiket KA tambahan tahap pertama dan kedua juga banyak peminatnya.
“Dalam pelaksanaan masa angkutan lebaran, alhamdulillah semua operasional KA berjalan sesuai rencana operasi. Kami menyatakan bahwa pelayanan lebaran yang telah dilaksanakan sukses tanpa adanya kecelakaan atau zero accident,” ungkap Ixfan.
Sayangnya selama masa angkutan Lebaran tahun ini, Ixfan mengakui jika masih terjadi keterlambatan perjalanan kereta api. Hal ini terjadi karena frekuensi kereta api yang cukup tinggi, terutama pada jalur antara Purwokerto-Kroya dan Kroya-Kutoarjo yang masih single track (jalur tunggal).
“Sehingga terjadi antrian dan harus menunggu bersilang. Semoga ke depan pembangunan jalur ganda yang dibangun oleh Kemenhub dalam hal ini Dirjenka, pada lintas-lintas tunggal tersebut segera terselesaikan, sehingga operasional KA saat momen-momen penambahan perjalanan akan lebih lancar dan aman, karena sudah tidak ada lagi persilangan,” tandasnya.