
JAKARTA/PEKALONGAN – Kabar gembira bagi warga Pekalongan yang suka bepergian menggunakan transportasi kereta api. Pasalnya, mulai tanggal 10 Februari 2020 mendatang, KA Argo Bromo Anggrek juga akan melayani penumpang di Stasiun Pekalongan. Sebelumnya, per 15 Desember 2019 lalu, kereta api ini sudah singgah di Stasiun Bojonegoro.
Dilansir dari akun Twitter resmi PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), KA Argo Bromo Anggrek melayani relasi Surabaya Pasar Turi-Gambir dan sebaliknya. Untuk rute dari Kota Pahlawan ke Jakarta, kereta akan berangkat dari Stasiun Pekalongan pada pukul 00.49 WIB, Sementara, untuk rute Gambir-Surabaya Pasar Turi, kereta melayani penumpang di Stasiun Pekalongan pada pukul 00.54 WIB.
Sebelumnya, mulai tanggal 15 Desember 2019 lalu, PT KAI DAOP 8 Surabaya memberikan layanan KA Argo Bromo Anggrek di Stasiun Bojonegoro guna memenuhi animo masyarakat dan meningkatkan perekonomian sekitar. Langkah ini dilakukan karena ada peningkatan animo masyarakat Bojonegoro akan transportasi kereta api.
Menurut keterangan Manager Humas KAI DAOP 8 Surabaya, Suprapto, peningkatan jumlah penumpang kereta api yang naik dan turun di Bojonegoro ini tercatat mencapai 280.524 orang sejak Januari hingga November 2019. Jika dibandingkan tahun 2017 dan 2018, angka tersebut naik dari masing-masing 281.764 orang dan 290.172 orang.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sendiri memang sempat meminta kepada PT KAI agar KA Argo Bromo Anggrek dan KA Sancaka Utara bisa berhenti di Stasiun Bojonegoro. Permintaan tersebut lantas mendapatkan persetujuan dari pihak perusahaan, salah satunya agar jumlah kunjungan ke Bojonegoro semakin meningkat, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Kami siap mendukung upaya perkembangan ekonomi di Bojonegoro, salah satunya melalui kerja sama dalam bidang transportasi kereta api, agar masyarakat Bojonegoro bisa melakukan mobilisasi ekonomi dengan mudah,” tutur Executive Vice President PT KAI DAOP 8 Surabaya, Suryawan Putra, kala itu. “Dengan adanya KA Argo Bromo Anggrek dan Sancaka Utara yang berhenti di Bojonegoro, diharapkan bisa membantu pertumbuhan ekonomi dan juga wisata Bojonegoro.”