KA Babaranjang adalah nama sebuah rangkaian kereta api pengangkut batubara di Sumatera Selatan. KA Babaranjang juga merupakan singkatan dari KA batubara rangkaian panjang.
Kereta Api batu bara Muara Enim – Tarahan, lebih dikenal KA Babaranjang, karena KA ini memiliki rangkaian terpanjang di Indonesia. KA ini disebut-sebut sebagai yang terpanjang di Indonesia karena menarik 46 gerbong, dengan panjang gerbong masing-masing 15 meter. Ditambah lagi dengan panjang lokomotifnya.
KA Babaranjang hingga saat ini masih tetap digunakan karena tidak mengeluarkan banyak biaya, cepat dan dengan sedikit resiko. Di Sumatera Selatan letak kandungan batu bara cukup jauh dari pusat kota dan pelabuhan, sedangkan jika menggunakan moda transportasi darat akan sangat mahal dan cukup beresiko. Ini disebabkan oleh kondisi jalan lintas Sumatera yang hancur dan angkutan sungai di Sumatera Selatan terhambat karena sedimentasi. Oleh karena itu dibentuk kelompok proyek pengembangan pengangkutan batu bara kereta api (KP3BAKA), kereta api juga disepakati sebagai angkutan utama batu bara.
Setiap harinya rata-rata KA Babaranjang pulang-pergi sebanyak 21 kali dari Muara Enim ke Tarahan. Setiap satu rangkaian kereta yang terdiri dari 46 gerbong, memerlukan dua lokomotif untuk menggerakkannya, karena rangkaiannya yang panjang dan berat. Lokomotif yang digunakan masing-masing bertenaga sekitar 2450 hp untuk membawa muatan sekitar 2.300 ton batubara. Babaranjang juga sempat anjlok pada Mei 2013 lalu.
Awalnya PT. KAI (Persero) sempat kebingungan dalam menentukan lokomotif untuk KA ini. Loko CC 204 yang terbilang baru masih kewalahan untuk menarik seluruh rangkaian KA ini. PT KAI memutuskan untuk berdiskusi dengan pabrik loko terkemuka di dunia, akhirnya KRUPP dari Jerman mengeluarkan BB 306 dan BB 204. Namun, tenaganya yang hanya 724 hp membuatnya dijadikan loko langsiran untuk menyambung rangkaian gerbong kosong.
Terkadang loko BB 204 disambung dengan loko lain agar dapat melewati tanjakan di Lembah Anai dan Sawahlunto yang merupakan jalur tanjakan terjal bergerigi. General Electric dari Amerika juga mengeluarkan loko CC 200. Loko ini cukup kuat, bertenaga 950 hp dengan berat 96 ton. Sayangnya loko buatan negeri Paman Sam ini tidak sanggup melewati tanjakan-tanjakan yang cukup berat di lintasan Padang-Sawahlunto.
Akhirnya pabrik EMD (Electro Motive Diesel) dari Kanadalah yang bisa menyiapkan loko untuk KA Babaranjang. EMD menciptakan CC 202 dengan panjang 18 meter dan berat 108 ton. CC 202 memiliki tenaga 2450 hp (Horsepower. 1 hp berarti sama dengan tenaga 1 kuda).
Babaranjang merupakan salah satu KA yang menyaingi KA batubara Kelas Cima-Kelso yang melintasi Gurun Mojave (Red : Mohave) di California. Panjang gerbongnya 15 meter yang setiap rangkaiannya berkisar antara 23-25 gerbong. Lokomotif penariknya adalah lokomotif CW-C9 yang berkekuatan 2800 hp.
Dengan KA sepanjang dan seberat itu, tentu saja dibutuhkan juga rel yang bagus. Dari 413,6 KM panjang trek lintasan KA Babaranjang, 400 KM di antaranya menggunakan R 54. Sedangkan 13,6 KM sisanya menggunakan rel R 42. R 54 ini merupakan produk terbaik dari Kanada dan Austria, dan mampu menahan beban 18 ton. Rel R 54 itu termasuk rel generasi terbaru dan yang terbaik dibandingkan jenis rel lainnya di lintasan sepanjang Pulau Jawa.