Makassar – Kereta Api (KA) Makassar-Parepare dijadwalkan dapat mulai beroperasi pada akhir tahun 2018 lalu. Dari keseluruhan jalur KA Trans Sulawesi sepanjang 144 km, akhir tahun ini jalur rel sudah dapat dirampungkan mencapai 50 km. Sebelumnya memang beredar kabar bahwa KA Tahap I, Makassar-Parepare dihentikan, namun ternyata dipastikan tetap berlanjut oleh Kementerian Perhubungan.
“Akhir tahun ini bisa beroperasi sekitar 50 kilometer. Untuk sarananya nanti dari kementerian. Kami hanya membangun konstruksinya. Tahun ini siap beroperasi. Prasarananya siap,” kata Kepala Divisi Informatika Dirjen Perkeretaapian Indonesia, Arinova, Selasa (26/6), seperti dilansir Sindonews.
Lebih lanjut Arinova menjelaskan jika kendala pembangunan KA Makassar-Parepare sementara ini hanya berkaitan dengan permasalahan cuaca yang masih kurang bersahabat. Sementara itu untuk pembebasan lahan juga masih belum selesai seluruhnya. “Masih diproses di Pangkep dan Maros,” bebernya.
Sedangkan untuk skema kerjasama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU) masih dalam proses. Walau begitu, perusahaan swasta lokal dan luar negeri kabarnya sudah banyak yang tertarik untuk turut menanamkan modal dalam proyek tersebut. “Ini sementara pendaftaran. Jadi anggaran pemerintah untuk menyelesaikan proyek ini sisanya di-KPBU-kan,” papar Arinova. Sayangnya masih belum diketahui berapa anggaran yang akan ditanggung oleh investor swasta kelak.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan Zulmafendi menambahkan, pembangunan Segmen B jaringan KA Trans Sulawesi yang total panjang jalurnya mencapai 144 km sudah hampir selesai serta kini pembangunan sudah mulai dilanjutkan dengan Segmen C dan D. “Begitu pula segmen F yang dikerjasamakan dengan badan usaha. Segmen F ini menghubungkan mainland dengan ke Bosowa dari mainland ke Tonasa ini kita KPBU-kan,” tutur Zulmafendi.
Hingga kini proses prakualifikasi skema tersebut telah melibatkan 26 perusahaan dan 22 perusahaan asing. Proses pendaftaran pun masih berlangsung. “Akhir tahun ini panjang lintasan rel kereta api yang akan jadi 44 km, yang sekarang sudah rampung 16 km. Sehingga awal Januari kita sudah operasi 44 km itu sudah mulai dengan skema perintis nanti, akhir 2019 nanti sudah sampai Mandai,” bebernya.
Dalam proyek KA Trans Sulawesi ini masalah pembebasan lahan masih menjadi fokus utama. Oleh sebab itu ia meminta dukungan dari Pemprov Sulsel lantaran masih ada sejumlah kawasan yang terganjal pembebasan lahan, terutama di Pangkep dan Maros.