KLATEN – sekitar pukul 08.45 WIB Rabu, 2 Oktober 2013 para pedagang asongan nekat menaiki Kereta Api Sriwedari. Para pedagang asongan nekat melakukan hal tersebut karena kecewa KA ekonomi Sri Tanjung dan Logawa tidak berhenti di Stasiun Klaten. Akibatnya para petugas Polres Klaten dan Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) harus meminta para pedagang asongan keluar dari gerbong.
Dari liputan Tribun Jogja (Tribunnews.com) kekecawan ara pedagang bertambah sehingga para pedagang membuang nasi bungkus jualannya ke arah ruang pimpinan perjalanan KA di stasiun Klaten. Ruangan pimpinan perjalanan KA yang berupa kaca-kaca akhirnya pecah karena terkena lemparan nasi bungkus.
Pihak kepolisian langsung menenangkan para pedagang sehingga keributan tidak berlanjut. Setelah kejadian tersebut par pedagang tidak meninggalkan lokasi namun tetap berada ditempat tersebu.
“Kami sebenarnya ingin menaiki Sri Wedari saja, sebagai akses kami supaya dapat ke Jebres dan berjualan di sana. Ini kami lakukan karena Sri Tanjung dan Logawa sudah tidak berhenti di sini saat pagi hari. Kami hanya ingin naik saja di dalam, tanpa berjualan. Itu saja,” ujar Pur (35) salah satu pedagang asongan.
Para pedagang terpaksa diturunkan karena pihak Daop VI tidak akan memberangkatkan kereta jika para pedagang masih ada diatas kereta. Perjalanan kereta harus terhenti selama 15 menit.
“Saya cuma dapat instruksi saja. Ini jelas telat, seharusnya cuma berhenti sekitar dua menit saja. Dan kita masih di sini jam 9 ini. Padahal jam 09.13 sudah harus sampai Stasiun Purwosari,” ungkap Ngudiwiyono, Masinis KA Sriwedari.