Mojokerto – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero Daop 8 Surabaya kembali mengenalkan Kereta Api (KA) Bangunkarta yang sebelumnya hanya dioperasikan bagi para santri Pondok Pesantren Tebu Ireng. Pihak KAI Daop 8 Surabaya memperkenalkannya lewat lomba peragaan busana muslim di Stasiun Mojokerto. Lewat acara tersebut, masyarakat diharapkan bisa mengenal produk lain dari KAI selain KA Bangunkarta.
Para peserta peragaan busana tersebut berasal dari kalangan pelajar SMP. Mereka diminta untuk berlenggak-lenggok di peron stasiun dan dalam gerbong KA Jenggala yang tengah transit di Stasiun Mojokerto pada jam 10.30 WIB.
Manager Humas Daerah PT KAI Daops 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko menuturkan jika kegiatan itu diselenggarakan untuk memperingati Hari Santri dan mempromosikan KA Bangunkarta. “KA Bangunkarta merupakan KA kelas eksekutif tujuan Surabaya – Gambir. Nama Bangunkarta dicetuskan oleh Presiden RI ke-empat, KH Abdurrahman Wahid dengan tujuan awal Jombang – Pasar Senin,” jelasnya, Kamis (20/10).
Gatut menambahkan, KA Bangunkarta yang diperkenalkan pada tahun 1984 silam ini mulanya bertujuan untuk memfasilitasi para santri atau pengunjung dari Ponpes Tebuireng di Kabupaten Jombang yang hendak bepergian ke Jakarta, demikian pula sebaliknya. Awalnya kereta tersebut bernama KA Tebu Ireng dan kemudian diganti KA Bangunkarta.
“KA Tebu Ireng kemudian diubah menjadi KA Bangunkarta yang mempunyai arti Bang (Jombang), Un (Madiun) dan Karta (Jakarta). Tujuan KA Bangunkarta kemudian diperpanjang relasinya sampai Stasiun Gubeng, Surabaya. Namun, setelah diperpanjang justru penumpang KA Bangunkarta tidak lebih dari 50 persen kapasitasnya tiap hari,” kata Gatut.
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang positif dan promosi bernuansa islami sesuai dengan nuansa peringatan hari santri nasional. Selain itu juga dapat menjadi sarana sosialisasi terhadap masyarakat terkait keselamatan perjalanan kereta api untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga keamanan dan kelancaran perjalanan kereta api.