KAI Daop 9 Jember Siagakan 124 Petugas di Titik Rawan Bencana

Petugas ekstra untuk memantau sejumlah titik rawan bencana - (surabaya.liputan6.com)
Petugas ekstra untuk memantau sejumlah titik rawan bencana - (surabaya.liputan6.com)

Jember – Memasuki musim hujan dan cuaca ekstrem, PT Indonesia (KAI) Daerah Operasi 9 Jember menyiagakan sebanyak 124 petugas tambahan untuk berjaga di sejumlah titik rawan bencana yang ada di sepanjang Kabupaten Pasuruan hingga Banyuwangi.

“Kami menyiagakan petugas ekstra untuk memantau sejumlah titik rawan bencana sepanjang kereta di Daop 9 Jember,” ucap Manajer Humas PT KAI Daop 9 Azhar Zaki Assjari di Kabupaten Jember, Kamis (3/11), seperti dilansir dari Antara.

Sebanyak 62 orang disiapkan sebagai penjaga ekstra, 32 orang petugas pemeriksa jalur ekstra, dan 30 penjaga daerah rawan ekstra, sehingga totalnya 124 petugas tambahan tersebut bersiaga di belasan titik rawan bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Daop 9 Jember.

titik rawan bencana secara bertahap berkurang dari tahun sebelumnya, karena sudah dilakukan perbaikan, sehingga saat ini tercatat 11 titik dari sebelumnya 31 titik rawan bencana di wilayah Daop 9 Jember,” jelas Azhar.

Lebih lanjut Azhar menjelaskan, pemetaan titik rawan bencana dilakukan secara berkala guna mengamankan kereta api di wilayah PT KAI Daop 9 Jember. Dengan demikian, diharapkan merasa aman dan tenang selama menggunakan moda KA.

Adapun beberapa titik rawan bencana antara lain di Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, yakni potensi tanah amblas antara Randuagung – Stasiun Jatiroto atau tepatnya di KM 147+600 – 147+800. Kemudian, di Kabupaten Jember terdapat daerah yang berpotensi rawan banjir, seperti di lintas Kalisat-Ledokombo-Sempolan atau tepatnya di KM 6+300 – km8+500, kemudian antara Stasiun Mangli – Stasiun Jember di KM 196+825.

“Petugas daerah rawan bencana juga mewaspadai titik rawan banjir di KM 35 + 000 sampai KM 35 + 100 antara Stasiun Mrawan – Stasiun Kalibaru,” ucap Azhar. KAI Daop 9 Jember pun mempersiapkan alat material untuk siaga (amus) di beberapa stasiun untuk mengantisipasi bencana yang dapat mengganggu perjalanan kereta api.

“Apabila ada potensi bencana yang dapat mengganggu perjalanan KA, petugas yang bersiaga di titik rawan bencana segera menyampaikan itu, sehingga dapat diantisipasi sejak dini,” tandas Azhar.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*