JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengirim 60 orang karyawannya ke negeri tirai bambu untuk mempelajari industri kereta api disana. Mereka akan belajar di sana selama lima hari. Rencananya mereka khususnya akan belajar tentang pelayanan dan teknologi di beberapa stasiun di China.
Hanggoro Budi Wiryawan Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI (Persero) mengatakan, “Memang tujuan utaman mereka adalah belajar, dengan begitu bisa menambah pengetahuan, waktu yang singkat ini saya harap dapat di optimalkan?,” seperti ditulis Liputan6.com Selasa (8/6/2015).
Beberapa stasiun yang akan menjadi tempat belajar para karyawan KAI diantaranya CRH? Beijing Station dan Stasiun Tianjin.
Selain melaksanakan orientasi di dua stasiun kereta apai tersebut, para karyawan PT KAI juga berkesempatan merasakan menumpangi kereta api cepat.
“Jadi yang bagus di sana, bisa di bawa ke Indonesia lalu kita terapkan di sini. Saya percaya banyak yang dapat dipelajari dari sana,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang lalu Presiden RI Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jin Ping di JCC tanggal 23 April yang lalu. Salah satu inti pertemuan membahas realisasi pembangunan kereta super cepat rute Bandung-Jakarta. Nantinya kereta ini akan menjadi kereta yang paling cepat di Indonesia. Kecepatannya rata-rata 350 km/ jam.
Desain dan standar teknis dibuat di China dan peralatan juga dari sana sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Dalam perjanjian tersebut juga disampaikan kerja sama bilateral Indonesia dengan China itu memiliki cakupan menentukan jenis kerjasama melalui konsultasi bersama. Semua berdasarkan hasil studi kelayakan mengacu kepada peraturan perundang-undangan Indonesia dan Cina.
Kedua Negara juga setuju untuk bekerjasama secara dalam hal desain, pengadaan alat, konstruksi mesin, pembiayaan, manajemen moda transportasi, dan perawatan proyek lanjutan, dan juga pelatihan pegawai pengoperasian dan perawatan mesin, pembangunan kapasitas produksi, dan pembuatan peralatan kereta api di dalam negeri untuk kereta super cepat milik Indonesia.
Beberapa perusahaan BUMN yang ikut serta yaitu PT Wijaya Karya (Persero) yang juga pemimpin proyek dengan mitra antara lain PT Jasa Marga (Persero), PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan PT Len Indonesia (Persero), PT Industri Kereta Api (Persero).
Dari pihak Tiongkok, kerjasama akan dipimpin China Railway yang juga memiliki anggota China Railway International Co. Ltd, Sinohydro Corporation Limited, China Railway Group Limited, The Third Railway Survey and Design Institute Group Corporation (TDSI), CSR Corporation Limited, China Railway Signal & Communication, dan China Academy of Railway Sciences.