JAKARTA – LRT Jabodebek ditargetkan bakal beroperasi pada tahun 2022 mendatang. Bahkan, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) telah merilis daftar stasiun yang bakal melayani angkutan transportasi tersebut. Setidaknya, ada 18 stasiun yang sudah disiapkan, yang berada di lokasi-lokasi yang strategis, mulai dari kawasan perumahan hingga kawasan bisnis dengan tujuan memudahkan pelanggan bepergian dari dan menuju DKI Jakarta atau wilayah lainnya.
Seperti dilansir dari Kompas, rute LRT Jabodebek terdiri dari Lintas Pelayanan I Cawang-Harjamukti, Lintas II Pelayanan II Cawang-Dukuh Atas, dan Lintas Pelayanan III Cawang-Jatimulya. Sementara itu, 18 stasiun yang disiapkan adalah Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.
Dari daftar stasiun LRT Jabodebek tersebut, terdapat dua tipe stasiun yang berbeda, yaitu tipe Interchange Station, yakni Stasiun Cawang, dan tipe Typical Station untuk 17 stasiun lainnya. Desain stasiun LRT Jabodebek dengan tipe Interchange Station terdiri dari 3 lantai, lantai 1 yaitu area boarding dan komersial, lantai 2 area peron, dan lantai 3 adalah area komersial. Sementara itu, untuk tipe Typical Station, terdiri dari 2 lantai, dengan lantai 1 adalah area boarding dan lantai 2 merupakan area peron.
“Stasiun Cawang merupakan Interchange Station dikarenakan merupakan stasiun persimpangan atau stasiun transit,” terang VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus. “Pelanggan dari stasiun Harjamukti yang ingin menuju ke arah Stasiun Jatimulya dapat berhenti dulu di Stasiun Cawang dan berganti kereta tujuan Stasiun Jatimulya, maupun sebaliknya.”
Joni melanjutkan, hingga September 2021 ini, pembangunan sarana dan prasarana LRT Jabodebek sudah mencapai 94,36 persen. Jika dirinci, Lintas Pelayanan I Cawang-Harjamukti sebesar 98,9 persen, Lintas Pelayanan II Cawang-Dukuh Atas sebesar 90,7 persen, dan Lintas Pelayanan III Cawang-Jatimulya sebesar 91,8 persen. Selanjutnya, progres akses stasiun sebesar 42,71 persen, konstruksi depo sebesar 51,39 persen, sedangkan sarana dan integrasi masing-masing mencapai kemajuan 64,70 persen dan 35,49 persen.