Tingkatkan Layanan Rute Solo-Wonogiri, KAI Pasang Rel Lebih Besar

Didiek Hartantyo, Direktur Utama PT KAI - ekonomi.bisnis.com
Didiek Hartantyo, Direktur Utama PT KAI - ekonomi.bisnis.com

SOLO – PT Indonesia (KAI) berencana meningkatkan akses Solo-Wonogiri sebagai bagian dari pelayanan masyarakat serta pengembangan potensi ekonomi dan pariwisata di dua daerah tersebut. Perusahaan mengungkapkan akan menghidupkan kembali trek ke Wonogiri dengan mengganti kereta api saat ini dengan ukuran yang lebih besar, yakni R54.

“Untuk jalur kereta api ke Wonogiri pada tahun 2024 akan diperbaiki oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian,” ungkap Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, dilansir dari Tempo. “Penggantian rel tersebut bertujuan agar kereta api bisa lebih cepat melaju. Hal itu memungkinkan waktu tempuh kereta api Solo-Wonogiri hanya 30 menit.”

Ia melanjutkan, untuk saat ini, rel yang menghubungkan Solo-Wonogiri masih menggunakan R30, R33, dan R40. Dengan tipe rel seperti itu, menurut Didiek, kereta api tidak memungkinkan untuk melaju cepat. Pembaruan jalur rel itu untuk membangkitkan massal, khususnya di Kota Solo dan Kabupaten Wonogiri. Terlebih jika dibandingkan mobil, kereta api lebih efektif digunakan untuk moda transportasi massal,” sambung dia.

Ketika disinggung tentang rencana perubahan jalur, Didiek memastikan tidak ada lantaran ke depan akan tetap menggunakan jalur yang sama, yakni jalur kereta api yang melintasi tengah Kota Solo. Ia menjelaskan, dengan rel R54 yang lebih besar, maka sambungan rel akan diperbaiki, termasuk bantalan rel. “Nanti kita cek kecepatannya berapa dulu, kalau bisa 120 kilometer per jam, dalam waktu setengah jam bisa sampai dari Solo-Wonogiri, begitu sebaliknya,” katanya.

Sementara itu, untuk menarik kedatangan wisatawan ke Solo, baru-baru ini PT KAI meresmikan monumen kuno buatan Jerman di Stasiun Solo Balapan. Lokomotif D 301 76 kuno diesel hidrolik warna kuning tua dan hijau tua tersebut dipajang di depan Stasiun Solo Balapan dan peresmian dilakukan oleh Didiek Hartantyo dan Komisaris PT KAI, KGPAA Mangkunagara (MN) X Bhre Cakrahutomo, dengan membuka penutup lokomotif.

“Kereta api merupakan salah satu living Legend yang masih hidup dan terus ada di Indonesia. Kereta api Indonesia ada dalam sejarah tahun 1854 dan lintas pertama yang diresmikan adalah dari Semarang ke Solo,” terang KGPAA Mangkunegara (MN) X Bhre. “Solo bagian dari sejarah kereta api Indonesia dan bagian dari penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*