JAKARTA – Prospek proyek kereta api ringan (light rail transit atau LRT) Jakarta sebagai lahan bisnis tampaknya telah dicium dengan baik oleh beberapa pihak, termasuk Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan juga PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Kedua pihak ini berencana membangun properti di sekitar stasiun LRT mulai tahun 2017 ini.
Ahok misalnya, dalam kunjungannya untuk meninjau kesiapan LRT jelang perhelatan Asian Games 2018 di Depo LRT Kelapa Gading, mengutarakan bahwa pihaknya akan membangun ribuan apartemen untuk warga kelas menengah di kawasan dekat stasiun LRT. Jadi, masyarakat menengah tidak perlu lagi tinggal di luar Jakarta.
“Pasalnya, sewa rumah susun yang akan dibangun harganya miring,” kata Ahok. “Jadi, orang-orang kelas menengah, yang bisa membeli rumah di pinggiran tetapi tidak mampu membeli rumah di Jakarta, tinggal di apartemen ini dengan harga kost. Ini program yang pertama, sewa Rp2,5 juta sampai Rp3 juta per bulan.”
Ditambahkan Ahok, untuk membangun apartemen dengan harga kost ini, pihaknya berencana menggandeng kontraktor BUMN, Wijaya Karya. Menurutnya, dengan tipe 36, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menjual satu unitnya sekitar Rp300 juta. “Tetapi, yang pasti mampu beli ini mungkin gajinya mendekati Rp10 juta sebulan,” sambung Ahok.
Sementara itu, PT Adhi Karya juga berencana mulai memasarkan properti di sekitar stasiun LRT pada tahun 2017 ini. Hal itu diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan 2016, meski bisnis utama emiten berkode saham ADHI itu bukan properti, melainkan konstruksi.
“Proyek dengan skala besar ini akan meningkatkan kredensial ADHI di bidang konstruksi kereta api,” terang manajemen perusahaan. ”Selain itu, proyek ini berpotensi untuk memicu perkembangan bisnis lainnya di luar LRT, seperti pengembangan properti di sekitar stasiun LRT.”
Saat ini, PT Adhi Karya tengah menggarap pembangunan LRT tahap I sepanjang 43,3 kilometer dengan tiga lintasan, yaitu Cibubur-Cawang, Bekasi-Cawang, dan Cawang-Dukuh Atas yang terletak di Jakarta dan kabupaten sekitar seperti Bekasi. PT Adhi Karya telah menandatangani kontrak pekerjaan tersebut senilai Rp23,3 triliun dengan Kementerian Perhubungan pada dua pekan lalu.