Stasiun Gubeng yang semula tenang berubah riuh saat Soekarno (diperankan Ario Bayu) ditemani Mohammad Hatta (Lukman Sardi), Inggit Garnasih (Maudy Koesnadi), Ki Hajar Dewantoro (Agus Mahesa), dan Mansyur (Harry), tiba di stasiun.
“Alhamdulillah, berkat Dai Nippon, saya bisa bertemu kembali dengan saudara-saudara di Surabaya,” kata Soekarno – tokoh sentral kelahiran Surabaya itu – dengan lantang sembari mengepalkan tangan kanannya.

“Bung Karno, Bung Karno, Bung Karno.. Merdeka, merdeka, merdeka,” teriak rakyat yang menyambut kedatangan rombongan para tokoh revolusi, diperankan 750 figuran sambil mengepalkan tangannya ke atas.
Spanduk ucapan selamat datang untuk Soekarno juga bertebaran, dibentangkan para pemain figuran di penjuru stasiun kereta api. Para pemain figuran itu sebagian besar adalah warga yang tinggal di sekitar stasiun. Semua orang yang datang menyambut Soekarno itu mengenakan baju kusam tempo doeloe.
Adegan yang mengambil lokasi di Stasiun Ambarawa untuk menggambarkan stasiun “Soerabaia Goebeng” itu menceritakan tentang rombongan Soekarno yang tiba di Surabaya usai melakukan perjalanan dengan kereta api berloko mesin uap dari Jakarta melalui Semarang dan Yogyakarta pada tahun 1942.
Untuk keperluan syuting film “Soekarno Djaja” di Ambarawa, Hanung menggunakan lokasi di Lembaga Pemasyarakatan Klas II Ambarawa, dan di Stasiun Ambarawa. Hanung juga memanfaatkan kereta uap Ambarawa untuk syuting film itu.
Kereta uap yang sudah tua itu kini telah menjadi kereta wisata, dan bisa disewa. Tarifnya beragam, mulai Rp 4 juta sampai Rp 7,5 juta sekali jalan.