Bandung – PT Kereta Api Indonesia (KAI) saat ini sedang mempersiapkan kereta api tambahan untuk mengakomodir tingginya kebutuhan para penumpang yang kehabisan tiket KA mudik Lebaran pada masa pemesanan kereta reguler beberapa waktu lalu.
Menurut Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, pihak KAI kini sedang membahas jumlah penambahan kereta yang hendak dioperasikan pada arus mudik Lebaran. Pemesanan KA reguler sebenarnya telah dibuka sejak tanggal 25 Februari 2019 lalu. Namun sebagian besar tiket kereta telah habis terjual, terutama untuk keberangkatan kereta-kereta favorit baik dari Jakarta maupun Bandung menuju arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Cepat sekali tiket yang dibeli masyarakat, dan masih banyak yang pengin, makanya kita akan umumkan KA tambahan, sekitar awal April,” kata Edi Sukmoro di Stasiun Besar Bandung, Jumat (15/3), seperti dilansir Suaramerdeka.
Sayangnya Edi masih belum bersedia membeberkan secara rinci berapa jumlah kapasitas kereta tambahan untuk mudik Lebaran yang akan disediakan. Pasalnya saat ini pihak KAI masih mengonsolidasikan semua potensi sarana yang hendak dikerahkan untuk menunjang operasional KA tambahan.
Edi juga memastikan Direktur Sarana PT KAI sedang mengecek kereta-kereta tambahan yang bakal dioperasikan, termasuk kereta tambahan buatan PT INKA. “Direktur sarananya masih ngecek di lokasi ada gak yang bisa dipakai, tentu saja harus aman ya, kita juga sedang simulasi rangkaiannya diperpanjang. Bukan apa-apa, kita terus mengecek kesiapan sarana yang ada, termasuk juga akan masuknya kereta baru dari INKA, sehingga semuanya masih dihitung berapa kapasitas yang bisa disediakan,” papar Edi.
Tak hanya menyediakan KA tambahan, KAI pun kemungkinan akan mempertimbangkan opsi untuk memperpanjang jumlah rangkaian kereta api. “Makanya, kita itu setiap rapat selalu membahas persoalan tiket Lebaran, termasuk yang tambahan meski memang relatif sedikit jumlahnya,” beber Edi.
Sebelumnya, PT KAI juga pernah mengumumkan jika mereka akan menyediakan 50 KA tambahan Lebaran 2019 yang meliputi 27 KA eksekutif dan bisnis, 11 KA ekonomi non PSO, 4 KA ekonomi PSO, dan 8 KA yang memanfaatkan rangkaian idle.
Kereta-kereta tersebut antara lain Argo Dwipangga relasi Solo-Gambir, Argo Jati Gambir-Cirebon, Argo Lawu Gambir-Solo, Argo Muria dan Argo Sindoro Gambir-Semarang, Brantas Pasar Senen-Semarang, Cirebon Ekspres Gambir-Cirebon, Gajayana Gambir-Malang, Kertajaya Pasarsenen-Surabaya, Kutojaya Selatan Kiaracondong-Kutoarjo, Kutojaya Utara Pasarsenen-Kutoarjo, Lodaya Bandung-Solo, Mataram Pasarsenen-Lempuyangan, Matarmaja Pasarsenen-Malang, Pasundan Kiaracondong-Surabaya, Purwojaya Gambir-Cilacap, Sancaka Yogyakarta-Surabaya, Sawunggalih Pasarsenen-Kutoarjo, Sembrani Gambir-Surabaya, Senja Cirebon Pasarsenen-Cirebon, Taksaka Gambir-Yogyakarta, dan Tawangjaya Pasarsenen-Semarang.