Kereta Api Bawah Tanah

bawah tanah, atau metro (dalam bahasa Inggris: Rapid transit) adalah sebuah listrik di wilayah dalam kota dengan kapasitas dan frekuensi yang tinggi, dan pemisahan jalur dari lainnya.

Sistem angkutan cepat bawah tanah ini umumnya ditempatkan di terowongan bawah tanah atau rel melayang yang berada di atas tanah.

Umumnya sistem kereta api bawah tanah ini terintegrasi dengan transportasi publik lainnya dan seringkali dioperasikan oleh otoritas transportasi publik yang sama. Sebagai contoh, kereta api bawah tanah di negara-negara berkembang seperti Singapura adalah sebuah sarana transportasi penyambung dari sarana transportasi ke perhentian berikutnya.

Sejarah dari kereta api bawah tanah dimulai dari jalur kereta api uap pada akhir abad ke-19. Jalur kereta angkutan cepat listrik pertama adalah City & South London Railway di London pada tahun 1890.  Jalur kereta listrik ini kemudian digabungkan di dalam London Underground. Setelah berkembang di London, teknologi ini kemudian menyebar ke kota lain di Eropa, seperti di Budapest, Hungaria tahun 1896, dan kemudian menuju Amerika Serikat.

Buenos Aires Underground adalah kereta api bawah tanah pertama dan tertua di dunia. Kereta api bawah tanah ini beroperasi untuk menghubungkan distrik-distrik di Amerika Latin.

Meskipun manfaat dari kereta api bawah tanah sebagai sarana transportasi cepat yang efektif, Indonesia belum memiliki sistem transportasi kereta api semacam ini. Padahal tingkat kemacetan di Indonesia terutama di kota-kota besar semestinya sudah membutuhkan sistem perkeretaapian bawah tanah yang pasti akan membantu mengurai kemacetan lalu lintas yang terjadi sehari-hari.

Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) atau sistem kereta massal cepat di Jakarta memasuki tahap konstruksi skala besar di jalur Fatmawati-Blok M pada Maret 2015. MRT terdiri dari tiga jenis jalur, yaitu: melayang, di permukaan, dan bawah tanah. Apabila proyek ini terwujud, maka kereta api MRT bawah tanah ini akan menjadi jalur pertama di Indonesia, setelah hal ini menjadi rencana yang sempat mangkrak sejak 1964.

Setelah kegagalan berulang-ulang, pembangunan jalur kereta api bawah tanah di Jakarta akhirnya terlaksana pada 10 Oktober 2013 yang lalu. Kita tunggu saja, apakah pembangunan skala besar yang telah dimulai pada bulan Maret 2015 lalu dapat segera terselesaikan sehingga arus kemacetan di kota besar seperti Jakarta dapat segera menemui solusi, sehingga sistem kereta api bawah tanah di Indonesia dapat diaplikasikan untuk kota-kota besar lainnya di Indonesia.