
Garut – Setelah sekitar 4 dekade tak beroperasi, kereta api Garut, Jawa Barat kabarnya akan kembali direaktivasi pada bulan Juni 2021 depan. Pemda Garut mengharapkan pengoperasian perdana kereta api Garut tersebut langsung diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
“Coba lihat ini keadaan stasiun kereta api kita sangat megah sekali, sesuai dengan target dan diharapkan Bapak Presiden bisa meresmikan tempat ini,” kata Bupati Garut Rudy Gunawan, Senin (26/4), seperti dilansir Liputan6.
Rudy memaparkan, progres pembangunan reaktivasi kereta api Garut yang membentang mulai Stasiun Cibatu sampai Garut Kota telah berjalan lancar. Bahkan, Rudy sudah berkoordinasi dengan Direktur Utama PT KAI, termasuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian mengenai izin operasi. “Kita sedang membicarakan tentang ada satu gerbong kereta wisata dari Jakarta,” jelasnya.
Pada tahap awal, rencananya Stasiun Garut akan melayani sejumlah jurusan mulai dari rute jarak dekat seperti Garut-Cibatu, Kiaracondong, Padalarang, hingga Purwakarta maupun rute jarak jauh mulai Jakarta-Garut, Garut-Yogyakarta, dan lainnya. “Kami ini sedang melakukan negosiasi dengan PT KAI tentang waktunya,” terang Rudy.
Pada tahap awal, rute keberangkatan KA dari Garut direncanakan sekitar pukul 04.30 WIB ke Bandung, khususnya untuk mengangkut masyarakat yang bekerja di sekitar Bandung. Sedangkan untuk gerbong rencananya bakal memakai kereta cepat, sehingga perjalanan Garut-Cibatu untuk rute awal kemungkinan hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. “Insya Allah besok (Selasa ini) kita ketemu dengan Pak Dirjen, untuk memastikan tentang izin operasionalnya,” tegasnya.
Dalam rangka mendukung rencana pengoperasian kereta api di Garut, Rudy memastikan bahwa seluruh fasilitas di sekitar area Stasiun Garut Kota sudah ditata dengan baik, mulai dari area parkir dan sebagainya. “Insya Allah kami akan mengundang Bapak Presiden di (bulan) Juni nanti, kalau situasi kondisi memungkinkan,” kata Rudy.
Seperti diketahui, jalur kereta Garut-Cibatu terakhir kali beroperasi pada tahun 1982 silam. Upaya reaktivasi sebenarnya telah mulai dilakukan pada tahun 2019 dan hingga kini targetnya sudah sesuai dengan rencana pemerintah. Sayangnya, kondisi pandemi Covid-19 memaksa proses peresmiannya diundur untuk sementara waktu.