Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana akan membuka jalur baru kereta api menuju kawasan wisata Candi Borobudur. Hal ini dilakukan guna mendukung pemulihan sektor pariwisata di tengah masa pandemi virus corona (Covid-19). Untuk sementara ini, infrastruktur rel tengah disiapkan, termasuk rel kereta antara Borobudur dan Yogyakarta.
“Dari stasiun Tugu ke Magelang ada track (jalur) lama yang tidak aktif, saat ini sedang dilakukan kajian apakah akan menggunakan track aktif,” kata Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo di Jakarta, Selasa (7/7), seperti dilansir CNBC Indonesia.
Lebih lanjut Didiek menjelaskan bahwa Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang mengembangkan studi terkait jalur cepat rute ke Borobudur dari Jogja. Hal ini dilakukan guna meningkatkan konektivitas wisatawan. “Jalur kereta ke Borobudur ini, karena mengingat kunjungan wisatawan ke destinasi tersebut sangat besar. Pada 2019 saja mencapai 3,8 juta orang,” terang Didiek.
Menurut Didiek, dengan adanya jalur kereta api tersebut diharapkan bisa membantu pemulihan pariwisata di tengah pandemi virus corona. “Selain itu jalur ini juga dapat membantu akses masyarakat, yang ingin berpergian ke tempat wisata,” kata Didiek. Pengaktifan kembali jalur kereta ke Candi Borobudur tersebut juga membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari pemerintah daerah, pusat, dan regulator.
Selain itu, untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan, hal lain yang juga perlu dipenuhi adalah berhubungan dengan jaringan telekomunikasi. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Ahmad M Romli menuturkan bahwa kawasan Candi Borobudur adalah salah satu tempat wisata yang diminati oleh para operator seluler. “Jaringan di sana sangat baik, Telkomsel, XL, dan Indosat sudah 100% untuk 4G,” ujarnya.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiadi mengungkapkan bahwa anggaran infrastruktur di 7 lokasi wisata Indonesia pada tahun 2020 ini mencapai Rp477 miliar. Angka tersebut meliputi anggaran untuk Danau Toba sebesar Rp299 miliar, Borobudur Rp21,1 miliar, Mandalika Rp10 miliar, Labuan Bajo Rp14 miliar, Likupang Rp44 miliar, Bali Rp73 miliar, dan Raja Ampat Rp14 miliar.