Jumlah Pendapatan PT KAI 2019 Naik 13,2% Jadi Rp22,6 Triliun

Ilustrasi : Suasana penumpang di Stasiun Malang
Ilustrasi : Suasana penumpang di Stasiun Malang - www.malangtimes.com

Jakarta – PT Indonesia (KAI) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp22,6 triliun (unaudited) selama tahun 2019 lalu. pendapatan tersebut rupanya mengalami kenaikan 13,2% dibandingkan tahun 2018 lalu yang hanya sebesar Rp19,95 triliun.

“Jumat ini mau closing, kami lagi diskusi dengan KAP (Kantor Akuntan Publik), mungkin akhir bulan kami bikin ekspos,” ujar Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo setelah mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Senin (10/2), seperti dilansir Tempo.

Lebih lanjut Didiek mengungkapkan, penyumbang terbesar untuk kenaikan pendapatan ini masih berasal dari pendapatan antar kota yang memiliki kontribusi hingga 19% dari total pendapatan PT KAI keseluruhan. Di samping itu, dengan pendapatan sebesar Rp22,6 triliun tersebut, maka pendapatan KAI tercatat terus meningkat selama 2 tahun belakangan.

Adapun pada tahun 2017 pendapatan PT KAI tercatat sebesar Rp17,94 triliun, naik jadi 11,2% pada tahun 2018. Akan tetapi, Didiek masih belum bersedia mengungkapkan berapa besaran laba bersih yang berhasil diraup oleh BUMN satu ini sepanjang tahun 2019. Pada November 2019, Didiek mengatakan bahwa target laba bersih PT KAI mencapai Rp1,8 triliun. “Nanti saja lah itu (laba bersih),” jawab Didiek singkat.

Tak hanya jumlah pendapatan saja, jumlah penumpang dan volume yang diangkut oleh PT KAI sepanjang tahun 2019 juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jumlah penumpang kereta api dilaporkan mencapai angka 429 juta atau naik 4 juta dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk volume kargo yang diangkut KAI jumlahnya 47,2 juta ton atau meningkat 2 juta ton dari tahun 2018.

Jumlah penumpang tahun 2019 ini tampaknya agak meleset dari target yang ditetapkan sebelumnya. Beberapa waktu lalu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan jika pihaknya ingin PT KAI tahun 2019 mengangkut 450 juta penumpang, lebih tinggi dari tahun 2018 lalu sebesar 425 juta penumpang. “Menurut saya (angka pendapatan) enggak penting, yang penting kita bisa mengangkut penumpang. Tahun lalu (2018) 425 juta, tahun ini (2019) mungkin 450 juta penumpang,” ujarnya kala itu.