Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan tindakan preventif untuk mencegah penyebaran virus corona melalui moda transportasi umum. Para penumpang yang menderita gejala demam tinggi saat ini telah dilarang untuk naik kereta api.
Menurut Vice President Public Relations PT KAI Yuskal Setiawan, tiap penumpang yang hendak naik kereta api harus menjalani pemeriksaan suhu tubuh dengan alat deteksi gun thermometer di setiap stasiun. “Nggak boleh naik kereta kalau suhunya tinggi, artinya tidak boleh berangkat,” ujar Yuskal, Sabtu (14/3), seperti dilansir Kompas.
Apabila calon penumpang kereta api terdeteksi mengalami demam, maka petugas di stasiun akan langsung merujuk penumpang ke fasilitas kesehatan terdekat. “Kebijakan yang diambil KAI, yakni penumpang langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat. Kita kerja sama dengan berbagai pihak untuk penanganan virus corona,” ungkap Yuskal.
Bagi para penumpang yang terdeteksi demam atau suhu tubuhnya 38 derajat celsius atau lebih, maka biaya tiket yang telah dikeluarkan penumpang akan dikembalikan (refund). “Biaya tiketnya akan dikembalikan penuh,” ucap Manager Humas PT KAI Daerah Operasi 2 Bandung, Noxy Citrea.
Lebih lanjut Noxy menuturkan, apabila penumpang datang tak sendirian, maka penggantian tiket kereta dapat diberikan pada pendampingnya. “Untuk penumpang suspect corona yang membawa pendamping, maka tiket dapat dikembalikan penuh untuk maksimal empat orang dalam satu kode booking dan jika beda kode booking maka bea tiket yang dapat dikembalikan maksimal untuk 2 orang sebagai pendamping,” papar Noxy.
Pelarangan berangkat untuk calon penumpang yang dicurigai suspect virus corona ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Adapun di wilayah KAI Daop 2 Bandung, pemakaian alat pengukuran suhu tubuh untuk calon penumpang ketika boarding itu baru ada di beberapa stasiun, yakni Stasiun Purwakarta, Bandung, Cibatu, Tasikmalaya, dan Banjar. KAI akan secara bertahap memperluas aturan untuk mewajibkan pengukuran suhu tubuh penumpang di stasiun lain.
Noxy menjelaskan, KAI telah melakukan sosialisasi terkait virus corona sejak akhir Januari 2020 lalu. Sosialisasi meliputi tata cara cuci tangan yang benar, pemasangan spanduk dan banner tentang etika batuk dan bersih, sampai pembagian masker untuk penumpang. KAI pun mengoperasikan Rail Clinic untuk menyisir perlintasan KA di lintas timur dan utara.