JAKARTA – Beberapa waktu lalu, beredar kabar yang menyebutkan bahwa kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah beroperasi sejak tanggal 17 Agustus 2017 kemarin. Namun, baik pihak PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membantah berita tersebut dan mengatakan kabar itu hanya hoax.
Dalam akun resminya, PT KAI menyampaikan bahwa hingga hari Minggu (20/8) kemarin, perusahaan masih dalam proses penyelesaian prasarana kereta Bandara Soekarno-Hatta. Perusahaan pun meminta masyarakat memantau informasi resmi dari akun media sosial PT KAI maupun Railink. “Kereta ini akan melakukan serangkaian uji coba sebelum beroperasi yang ditargetkan paling cepat November tahun ini,” ujar Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro.
Sementara itu, Kementerian PUPR melalui Sekretaris Jenderal Anita Firmanti, juga membantah kabar yang menyebutkan kereta Bandara Soekarno-Hatta sudah beroperasi per tanggal 17 Agustus kemarin. Anita pun menyesalkan dengan beredarnya informasi tersebut yang mengatasnamakan Kementerian PUPR.
“Kami menyampaikan kepada publik bahwa berita tersebut adalah hoax alias tidak benar,” tandas Anita. “Kementerian PUPR pun tidak memiliki kewenangan terhadap kebijakan pembangunan maupun pengoperasian moda transportasi kereta Bandara Soekarno-Hatta sebagaimana informasi yang beredar.”
Sebelumnya, beredar pesan berantai yang menyebutkan kereta Bandara Soekarno-Hatta sudah beroperasi sejak tanggal 17 Agustus 2017 kemarin. Pengirim pesan hoax tersebut mengatakan bahwa kereta menuju bandara sudah bisa dinaiki dari Stasiun Utama Manggarai, Sudirman Baru, Duri, dan dari Batu Ceper.
Dalam informasi itu juga disebutkan jam operasional kereta. Setiap hari, kereta beroperasi dari pukul 04.00 WIB hingga 00.00 WIB. Kereta juga dikatakan akan beroperasi sebanyak 124 perjalanan pergi-pulang, dan setiap kereta memiliki enam rangkaian gerbong dan dapat mengangkut hingga 272 penumpang. Dicantumkan pula informasi tambahan bahwa kereta Bandara Soekarno-Hatta dirancang dan dibangun PT INKA, menggunakan mesin Bombardier dari Jerman.