MERAK – Evert Erenst Mangindaan, Menteri Perhubungan bersama Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten, serta Ignasius Jonan, PT Kereta Api Indonesia, meresmikan pengoperasian Kereta Krakatau Ekspres di Stasiun Merak, Banten, pada 24 Juli lalu.
“Ini bisa mengurangi beban angkutan saat arus mudik dan arus balik nanti,” kata Mangindaan dalam sambutannya ketika peresmian.
Kereta dengan dua rangkaian berute Merak (Banten)-Stasiun Senen (Jakarta)-Madiun. Satu rangkaian akan berangkat dari Merak dan lainnya dari Madiun. Krakatau ekspres terdiri dari sepuluh unit gerbong berkapasitas 768 tempat duduk, dua dari sepuluh gerbong digunakan khusus untuk penyandang cacat.
Menurut Mangindaan kapasitas gerbong khusus penyandang cacat berjumlah 128 tempat duduk. Dua gerbong khusus tersebut diciptakan untuk memudahkan akses bagi penyandang ketunaan dan lansia, termasuk fasilitas toilet khusus untuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik ataupun mental.
“Kereta ini juga tersedia fasilitas untuk penyandang ketunaan dan lansia. Dikhususkan dua unit dengan kapasitas 128 tempat duduk,” imbuh Mangindaan.
“Toiletnya khusus,” kata Wimbo Hardjito, Direktur Komersial PT KAI kepada tempo.
Dalam pengoperasiaanya, Menteri Mangindaan meminta agar Krakatau tak usah berhenti di Senen dan langsung menuju Jawa. “Langsung saja ke Jawa,” ujarnya. Mangindaan khawatir penumpang Krakatau lebih banyak dari Jakarta.
Ratu mengharapkan rute perjalanan Krakatau dipermanenkan dan tidak digunakan ketika Lebaran saja. Harapan Ratu ditanggapi Mangindaan dengan memastikan akan mempermanenkan jalur ini.
“Saya ingin kereta ini dipermanenkan untuk beroperasi jurusan Merak-Madiun. Ini berguna untuk mengurangi beban angkutan dan kemacetan jalan raya karena sebagian penumpang jarak jauh beralih ke kereta,” ujarnya.
“Kalau PT KAI siap, kami juga siap,” tuturnya. Wimbo juga yakin pasarnya ada. “Saya kira penumpangnya bisa sampai 75 persen,” tambah Wimbo.