Larangan Mudik Usai, KRL Jogja-Solo Beroperasi 27 Perjalanan Tiap Hari

KRL Jogja-Solo - www.antaranews.com

Setelah selesai, rel listrik () -Solo kembali beroperasi secara normal. KAI Commuter sebagai operator sekarang mengoperasikan KRL tersebut 27 perjalanan setiap hari, setelah sebelumnya hanya 20 perjalanan setiap hari. Imbasnya, jumlah masyarakat yang menumpang kereta tersebut pun semakin bertambah.

“Pada masa mudik Lebaran 2021, KRL Yogyakarta-Solo hanya dioperasikan 20 perjalanan setiap hari,” papar Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba. “Kemudian per tanggal 29 Mei 2021, sebanyak 27 perjalanan diberangkatkan atau kembali dioperasikan dengan normal. Kini, sekitar KRL sudah melayani sekitar 9 ribu penumpang per hari.”

Sejalan dengan normalnya kembali aktivitas warga, KAI Commuter menyadari kemungkinan ada pertumbuhan pengguna KRL Yogyakarta-Solo. Saat masa larangan mudik saja, () yang terjual sebanyak 7.384 unit dan kartu elektronik bank berjumlah 273 unit. Sementara, saat ini sebanyak 60 persen pengguna KRL menggunakan KMT, 21 persen memakai kartu elektronik bank, dan dengan QR Code sebanyak 19 persen.

“Jumlah penumpang KRL Yogyakarta-Solo justru mengalami kenaikan pada akhir pekan atau saat . Kondisi tersebut berbeda dengan karakter pengguna KRL yang justru padat saat hari kerja,” tutur Anne. “Pada akhir pekan atau saat penumpang padat, jumlah operasional KRL Yogyakarta-Solo pun bisa ditambah dengan menjalankan kereta tambahan.”

Untuk mengantisipasi agar pelayanan penumpang tetap bisa dilakukan dengan baik, termasuk untuk meningkatkan jumlah pengguna, KAI Commuter berencana untuk menambah jumlah rangkaian kereta. Saat ini, layanan KRL Yogyakarta-Solo menggunakan empat rangkaian KRL, sebanyak tiga rangkaian memakai stamformasi delapan gerbong sehingga kapasitas angkut bertambah. “Pada awal operasional, kami menjalankan kereta dengan stamformasi empat gerbong,” sambung Anne.

“Pertumbuhan penumpang di sejumlah stasiun di sepanjang jalur yang dilintasi KRL juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, salah satunya di Delanggu dan Gawok. Pihak stasiun pun meminta tambahan kuota penumpang yang bisa naik KRL,” imbuh Anne. “Selama masa pandemi ini, kami memberlakukan kuota jumlah penumpang yang bisa diberangkatkan di tiap stasiun untuk memastikan kapasitas maksimal tiap gerbong bisa terjaga 74 penumpang.”